*Akibat Rendahnya Partisipasi Pemilih JAKARTA - Pemungutan suara Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 sudah lebih dulu berlangsung di beberapa negara. Hingga kemarin (31/3) sudah delapan kantor perwakilan RI yang melaksanakan pencoblosan untuk warga negara Indonesia di luar negeri (LN). Kantor perwakilan itu antara lain adalah Beijing dan Shanghai (Tiongkok), Hongkong, Kopenhagen (Denmark), serta Brasilia dan Santiago (Brasil) yang melaksanakan pemungutan suara pada 30 Maret 2014. Menyusul kemarin di dua kantor perwakilan, yakni di Kabul (Afghanistan) dan Quito (Ekuador). Sayangnya, berdasar pemantauan sementara, tingkat partisipasi pemilih di LN cenderung rendah. Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) menyatakan, rendahnya partisipasi pemilih itu bisa menjadi celah terjadinya manipulasi. Sebab, banyak surat suara yang sudah disiapkan yang tidak terpakai. \"Titik lemah dan titik lowong yang bisa dimanipulasi memang dari situ (sisa surat suara, red),\" ujar Ketua KIPP Jojo Rohi kemarin. Karena itu, Jojo mengharapkan kinerja pengawas di lapangan bisa maksimal dalam mengawasi para penyelenggara pemilu. \"Kalau pengawas baik kerjanya dan maksimal, potensi manipulasi itu bisa diminimalkan,\" terang dia. Terkait dengan partisipasi pemilih di LN yang cenderung rendah, Jojo mengatakan, hal tersebut dipengaruhi faktor teknis dan nonteknis. Secara teknis, penyebabnya bisa waktu yang tidak pas karena bersamaan dengan hari kerja. Sedangkan secara nonteknis, kata dia, tren partisipasi pemilih memang cenderung menurun dari pemilu ke pemilu, bahkan di level pilkada. Jojo menuturkan, hal itu bisa menjadi indikasi kegagalan parpol melakukan pendidikan politik. Menurut dia, undang-undang mengamanatkan kepada parpol melakukan pendidikan politik. Sehingga orang memiliki alasan untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan memberikan suaranya. \"Momentum itu salah satunya lewat kampanye. Tapi sayangnya, kampanye yang ada selama ini tidak kelihatan ada (pendidikan politik), hanya dangdutan,\" urai Jojo. Sementara itu, KPU terus melakukan sosialisasi pelaksanaan pemilu. Anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah meminta panitia pemilihan luar negeri (PPLN) di sejumlah negara yang belum melaksanakan pemungutan suara mengoptimalkan semua saluran komunikasi, baik formal maupun informal. \"Jangan sampai ada WNI yang tidak menggunakan hak pilih karena tidak mendapatkan informasi hari dan tanggal pemungutan suara,\" tutur Ferry. Selain di TPSLN, WNI di luar negeri bisa menggunakan hak pilihnya lewat pos. Berdasar laporan sementara, di Shanghai jumlah pemilihnya tercatat 1.859 orang. Dalam rencana awal, 1.103 pemilih akan menggunakan hak pilihnya di TPSLN dan 756 pemilih memilih lewat pos. Saat pelaksanaan, pemilih yang hadir 238 orang. Di Beijing, dari 1.197 pemilih yang tercatat dalam DPT, 423 di antaranya menggunakan hak pilih di TPSLN. Petugas PPLN juga menerima 49 kertas suara yang dikumpulkan tim drop box dari Kota Tianjin. PPLN juga masih menunggu 380 kertas suara yang dikirim melalui pos. Di Hongkong, dari 102.265 pemilih yang tercatat dalam DPT, 5.919 di antaranya menggunakan hak pilih di 13 TPSLN di Victoria Park dan 776 pemilih menggunakan hak pilih di dua TPSLN di Makau. Petugas juga telah mengirim 16 ribu surat suara lewat pos sehari sebelum pemungutan suara kepada para pemilih yang telah mengonfirmasi akan menggunakan hak pilihnya lewat pos. Ferry mengatakan, penghitungan suara akan dilakukan serentak dengan pelaksanaan pemungutan suara di dalam negeri, yakni 9 April. Dia menjelaskan, hasil pemungutan suara di TPSLN dimasukkan ke dalam kotak suara dan disimpan di kantor PPLN dengan pengawasan CCTV 24 jam. \"Kita juga masih menunggu respons surat suara yang dikirim lewat pos,\" katanya. (fal/c9/tom)
Surat Suara di LN Rawan
Selasa 01-04-2014,08:48 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :