"Total kerugian yang ditimbulkan dari aksi perusakan tersebut diperkirakan mencapai Rp4,2 juta," sebutnya.
Ia menambahkan, kawasan Balai Kota Cirebon sebagai wajah kota yang harus selalu terlihat rapi dan terawat malah dirusak dan aksi vandalisme pada tembok balaikota.
BACA JUGA:Syudulimar ke 22, Grage Group Doa dan Berbuka Puasa Bersama Anak Yatim
BACA JUGA:Jelang Lebaran, Pembuat Urung Ketupat Keteteran Pesanan
"Kami tentu akan segera melakukan perbaikan agar area sekitar balai kota tetap tertata dan indah."
"Hanya saja, saat ini kami belum punya anggaran untuk pengadaan barang-barang yang rusak itu," ucapnya.
Wandi berharap kejadian seperti itu tidak terulang karena merusak fasilitas umum yang dibangun untuk keindahan dan kenyamanan warga.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon Agus Sukmanjaya menyayangkan aksi anarkis yang merusak wajah kota itu.
"Meskipun pagar Balai Kota Cirebon tidak termasuk bagian dari bangunan cagar budaya yang dilindungi, tindakan perusakan tetap tidak dibenarkan."
BACA JUGA:Ciptakan Perjalanan Lebih Aman dan Nyaman, KAI Access Tambah Fitur Female Seat Map
"Yang termasuk dalam cagar budaya dan dilindungi adalah bangunan utamanya, pagar tidak masuk dalam kategori tersebut."
"Tapi kami sangat menyayangkan aksi yang merusak fasilitas umum, apalagi Balai Kota ini adalah wajah dari Kota Cirebon,” ucapnya.
Agus berharap, ke depan setiap aksi penyampaian pendapat di muka umum dapat dilakukan dengan tertib tanpa merusak fasilitas publik yang dibangun menggunakan uang rakyat.
“Silakan sampaikan aspirasi, tapi jangan sampai merusak. Fasilitas umum ini milik bersama, harusnya dijaga, bukan dirusak seperti itu,” tegasnya.
Ia menambahkan, sebagai salah satu ikon kota, kawasan Balai Kota Cirebon seharusnya dijaga keindahan dan kebersihannya.
BACA JUGA:Tanggapan Jay Idzes Ditanya Wartawan soal Inter Milan, Benar Diminati atau Cuma Gosip?