Pertengahan Tahun Terealisasi

Senin 14-03-2011,07:52 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KESAMBI - Rencana konversi bahan bakar dari minyak ke gas untuk angkutan umum ditargetkan Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinfokom) bisa dilakukan pertengahan tahun ini. Hingga saat ini, Kepala Dishubinfokom H Yusa NK, mengaku sedang melakukan berbagai persiapan, baik infrastruktur maupun sosialisasi kepada organisasi angkutan darat (organda). “Mudah-mudahan perte­ngahan tahun ini, sekarang kita sedang persiapkan semuanya termasuk syarat-syaratnya,” ujar Yusa, kepada Radar, Minggu (13/3). Salah satu persiapan infra­struktur yang saat ini sedang dilakukan adalah membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBBG) yang lokasinya berada di Terminal Dukuh Semar. Keberadaan SPBBG memang salah satu syarat untuk bisa diterapkannya sistem BBG pada angkot di Kota Cirebon. Syarat keberadaan SPBBG memang mutlak, sebab pada 2010 Kota Cirebon gagal mendapatkan bantuan converter kit juga disebabkan belum adanya SPBBG. “Sekarang investornya sudah ada. Mudah-mudahan bisa segera selesai pembangunannya,” ucapnya. Pembangunan SPBBG, kata Yusa, saat ini sedang dalam tahap perizinan dan proses sewa lahannya sudah diselesaikan. Tapi, pembangunan SPBBG ini memang tidak termasuk dalam grand design perubahan tata ruang Terminal Harjamukti yang saat ini sedang digodok Dishubinfokom. Soal penerapan converter kit pada angkot, untuk tahap awal alat konversi bahan bakar dari minyak ke gas itu akan didistrubusikan kepada angkot yang usianya tidak lebih dari lima tahun dan kondisi mesinnya masih baik. Syarat ini mutlak, sebab kaitannya dengan hal-hal teknis dalam pengoprasian angkot BBG. Sedangkan untuk angkot yang usianya sudah tua, pihaknya berharap agar segera dilakukan peremajaan. “BBG ini lebih murah dari BBM. Jadi nanti bisa dilihat saja di lapangan setelah angkot BBG beroperasi. BBG relatif lebih murah dan irit dibandingkan BBM, sehingga pengusaha angkot nanti yang akan merasakan untungnya,” bebernya. Angkot BBG, sambung dia, adalah salah satu upaya untuk menggeliatkan kembali usaha angkutan umum yang belakangan cenderung lesu akibat terus naiknya BBM dan spare part kendaraan. Dengan berkurangnya ongkos operasional diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih untuk pengusaha angkot. Sayangnya, rencana perubahan salah satu bagian Terminal Dukuh Semar menjadi SPBBG belum tersosialisasi kepada Komisi B DPRD. Bahkan, Anggota Komisi B, P Yuliarso BAE, mengaku belum pernah diberitahu secara resmi oleh Pemkot Cirebon maupun investor. Namun demikian, sebelum membangun SPBBG, pihaknya berharap agar dipastikan dulu konsumen yang akan memanfaatkannya. “Jangan sampai nantinya pembangunan SPBBG tersebut menjadi sia-sia karena tidak ada yang memanfaatkan. Sebab, bila hanya mengandalkan angkot yang memanfaatkan SPBBG tersebut maka kurang maksimal. Sebab, di Kota Cirebon ini nantinya tidak ada bus yang menggunakan BBG seperti di Jakarta,” tukas dia. (yud)

Tags :
Kategori :

Terkait