Beda Garis Kemiskinan BPS dan Bank Dunia, Simak Juga Rincian Garis Kemiskinan Cirebon

Minggu 22-06-2025,19:00 WIB
Reporter : Tatang Rusmanta
Editor : Rusdi Polpoke
Beda Garis Kemiskinan BPS dan Bank Dunia, Simak Juga Rincian Garis Kemiskinan Cirebon

RADARCIREBON.COM – Garis kemiskinan Indonesia versi Bank Dunia dan Badan Pusat Statistika (BPS) berbeda. 

Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan metodologi dalam mengukur kemiskinan. 

Kepala BPS Kota Cirebon, Aris Budiyanto S.ST., M.Si menuturkan BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar (Cost of Basic Needs/CBN). 

Metode ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Indonesia yang meliputi makanan dan non makanan.

BACA JUGA:Komunitas Moge Dukung Kepolisian Tindak Tegas Aksi Kriminalitas Geng Motor

BACA JUGA:Lurah Kesenden Pimpin Razia Jam Malam Pelajar, Hasilnya Cukup Mencengangkan

Sementara Bank Dunia menggunakan garis kemiskinan internasional yang disesuaikan dengan daya beli (Purchasing Power Parity/PPP) untuk membandingkan kemiskinan antar negara. 

Purchasing power parity ini merupakan metode konversi yang menyesuaikan daya beli antarnegara. 

"Nilai dollar yang digunakan bukanlah kurs nilai tukar yang berlaku saat ini melainkan paritas daya beli. US$ 1 PPP tahun 2024 setara dengan Rp5.993,03," tuturnya.

Garis kemiskinan merupakan ambang batas pendapatan yang digunakan untuk mengukur kemiskinan, yaitu jumlah minimum uang yang dibutuhkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup seperti makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. 

BACA JUGA:Ketua PGRI Kabupaten Cirebon, Nurholis: Sebaiknya Bukan dari Kalangan Pejabat Struktural

BACA JUGA:Arab Saudi Akan Umumkan Kuota Haji untuk Indonesia 10 Juni 2025 Mendatang, Sabar ya...

Berdasarkan para pakar, didapatkan kesepakatan jumlah kebutuhan dasar makanan setara dengan 2.100 kilokalori per kapita per hari, serta kebutuhan non-makanan seperti perumahan, pakaian, pendidikan, dan kesehatan. 

Penghitungan garis kemiskinan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang diperbaharui setiap tahunnya untuk wilayah kota dan kabupaten. 

Setiap tahunnya survei dilakukan pada bulan Maret dan September. Garis Kemiskinan juga turut dipengaruhi oleh inflasi di sebuah daerah terutama kenaikan harga barang pokok yang dapat menaikan garis kemiskinan. 

Kategori :