CIREBON, RADARCIREBON.COM – Pemerintah Kota Cirebon melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) menggelar kegiatan Orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) bagi Tim Pendamping Keluarga (TPK) sekaligus layanan pemeriksaan kesehatan calon pengantin (catin).
Acara berlangsung selama dua hari, 1–2 Oktober 2025, di Andalus City, Kota Cirebon.
Pada hari pertama, kegiatan yang dirangkaikan dengan Re-Orientasi Fasilitator TPK dan Pengukuran Catin 2025 ini dihadiri Wakil Walikota Cirebon sekaligus Ketua TPPS Kota Cirebon, Siti Farida Rosmawati.
Hadir pula Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Sutikno. Dalam kesempatan itu, Siti Farida secara simbolis menerima bantuan nutrisi balita stunting One Day One Egg dari Bhakti Perempuan Purna Karya Grage Cirebon.
BACA JUGA:Bangun Karakter Remaja, PKK dan DP3APPKB Cirebon Gelar Parenting Digital di Sekolah
Kepala DP3APPKB Kota Cirebon, Suwarso Budi Winarno, menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program Bangga Kencana serta percepatan penurunan stunting.
Pemerintah menargetkan prevalensi stunting turun hingga 14,4 persen pada 2029 dan mencapai 5 persen pada 2045, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.
Menurut Budi, komitmen tersebut telah menunjukkan hasil nyata. Dalam lima tahun terakhir, prevalensi stunting berhasil ditekan sebesar 9,3 persen poin, dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 21,5 persen pada 2023.
Upaya percepatan dilakukan secara konvergen dan terintegrasi sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, dengan mengoptimalkan peran TPK di tingkat desa dan kelurahan.
BACA JUGA:DP3APPKB Berikan Layanan KB dan Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga
Selain peningkatan kapasitas TPK, lanjut Budi, kegiatan ini juga menekankan pentingnya intervensi terhadap calon pengantin.
Berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 dan Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021, catin menjadi sasaran utama pencegahan stunting melalui pemeriksaan kesehatan, edukasi gizi, serta pendampingan reproduksi sejak dini.
Pemeriksaan meliputi indeks massa tubuh, lingkar lengan atas, dan kadar hemoglobin (Hb) untuk mendeteksi risiko anemia.
“Bagi catin yang terdeteksi anemia, diberikan penyuluhan dan anjuran menunda kehamilan hingga kondisi kesehatan ideal. Mereka juga diarahkan untuk rutin mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Langkah ini diharapkan dapat mencegah risiko stunting sejak dini, sehingga anak yang lahir tumbuh sehat dan berkualitas,” jelasnya.
BACA JUGA:DP3APPKB Gelar Diskusi dan Pameran Seni Break The Chain
Melalui orientasi ini, DP3APPKB berharap TPK semakin profesional dalam memberikan pendampingan kepada keluarga, sekaligus mendukung program zero dose immunization.
Dengan penguatan peran di tingkat akar rumput, pemerintah optimistis target generasi emas bebas stunting 2045 dapat tercapai. (abd/adv)