"Lahan untuk kandang ini sebelumnya adalah lahan kosong yang dimiliki desa. Kami memanfaatkannya secara optimal untuk membangun fasilitas peternakan yang dapat menghasilkan telur secara teratur."
"Setiap hari, kita mengharapkan produksi telur sekitar 2500 butir yang dapat dijual ke warga dalam desa maupun pasar terdekat di Kecamatan Greged," ujar Agus.
Selain peternakan ayam petelur, program ketahanan pangan di Desa Gumulung Tonggoh juga telah meliputi budidaya ayam broiler yang telah beroperasi.
Tidak hanya di sektor peternakan, program ketahanan pangan juga mengarah ke budidaya jamur tiram yang telah berkembang dengan baik.
Budidaya jamur tiram ini dilakukan di ruang tertutup yang dikelola oleh Karang taruna desa.
BACA JUGA:Hebat! Kota Cirebon Raih Penghargaan Swasti Saba Wiwerda 2025 dari Kemenkes RI
"Selain itu kami juga fokus di sektor pertanian dengan mengelola budidaya jagung pipil," tambahnya.
Semua aktivitas di sektor pertanian dan peternakan ini dikelola secara terpusat oleh BUMDes Jaya Sakti, yang bertugas mengatur produksi, maupun pemasarannya,
Agus Saefudin berharap program ketahanan pangan lintas sektor ini benar-benar dapat mewujudkan ketahanan desa yang sesungguhnya.
"Kami berharap dengan adanya program ini, Desa Gumulung Tonggoh dapat menjadi desa yang mandiri dalam hal pangan, meningkatkan pendapatan warga, dan menjadi desa yang lebih sejahtera."
"Semua ini tidak akan terwujud tanpa kerja sama dan dukungan dari seluruh warga," tandasnya. (*)