RADARCIREBON.COM - Sejarah Desa Bangodua di Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, menyimpan kisah panjang yang berkaitan dengan Desa Bangodua di Kabupaten Indramayu.
Cerita rakyat menyebutkan bahwa kedua desa tersebut dibuka oleh tokoh yang sama, sehingga memiliki hubungan leluhur yang erat.
Dikutip dari akun NapakTilas, diungkapkan bahwa asal-usul Desa Bangodua Cirebon memiliki setidaknya tiga versi berbeda. Ketiga versi ini berkembang dari cerita rakyat hingga literatur kuno.
Versi 1: Tokoh Buyut Ki Surawana, Guru Mbah Kuwu Cirebon
BACA JUGA:Sejarah Desa Surakarta Cirebon: Kisah Petapa Sakti dan Misteri Keris Brajadenta
BACA JUGA:Sejarah Gereja Santo Yusuf Cirebon: Awal Pembangunan dan Jejak Sang Raja Gula
Dalam cerita rakyat, leluhur Desa Bangodua adalah Ki Surawana, tokoh yang dikenal sebagai guru Mbah Kuwu Cirebon. Ia disebut berasal dari Pulau Cangak, wilayah Cimandung, Kerandon, Cirebon.
Buyut Ki Surawana mendapat julukan Sanghyang Bango, sosok sakti yang dipercaya sebagai penghuni pertama kawasan tersebut.
Julukan itu dikaitkan dengan keyakinan bahwa Ki Surawana merupakan seorang Sanghyang yang menjelma menjadi manusia.
Sebagian versi lain menyebutkan bahwa Ki Surawana masih memiliki hubungan dengan Desa Pekantingan di Kecamatan Klangenan karena merupakan keturunan Sanghyang Danuwarsih atau Ki Ageng Danuwarsih.
BACA JUGA:Sejarah Hotel Ribberink Cirebon: Hotel Mewah Era Kolonial Kini Jadi Lahan Parkir
BACA JUGA:Cek Bansos BLT, PKH, BPNT Tidak Muncul? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Versi 2: Ajaran Islam dan Perintah Sunan Ampel Denta
Dalam literatur kuno, Buyut Ki Surawana disebut sebagai murid Sunan Ampel Denta dari Demak. Ia bersama Ki Surawani dan murid lainnya diutus ke Cirebon untuk menyempurnakan ajaran Islam.
Para tokoh ini digambarkan datang ke Cirebon dengan mengendarai burung bangau raksasa untuk berguru kepada Sunan Gunung Jati.