RADARCIREBON.COM – Desa Jalaksana, yang berada di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menyimpan kisah sejarah yang unik dan penuh legenda.
Menariknya, sejarah berdirinya desa ini memiliki dua versi berbeda yang hingga kini masih dipercaya oleh masyarakat setempat.
Dua versi tersebut sama-sama sarat dengan nilai sejarah, mulai dari kisah sabung ayam legendaris hingga perang tanding dua jawara sakti dari kerajaan besar di Tanah Sunda.
Meski belum dapat dipastikan mana yang paling akurat, keduanya menjadi bagian penting dari cerita lahirnya Desa Jalaksana.
BACA JUGA:Sejarah Desa Mindi Majalengka: Saat Ki Perwata Bikin Kagum Sultan Cirebon
BACA JUGA:Sejarah Desa Trusmi: Jejak Leluhur, Arsitektur Kuno, dan Perkembangan Budaya Cirebon
Versi Pertama: Sabung Ayam 40 Hari yang Tak Terkalahkan
Versi pertama sejarah Desa Jalaksana bermula pada masa pemerintahan Gusti Sultan Matangaji, seorang pemimpin Cirebon yang dikenal sangat dicintai rakyatnya.
Ketika sang permaisuri tengah mengandung, Gusti Sultan Matangaji berniat menggelar acara syukuran.
Ia pun mengumumkan kepada seluruh wilayah pendukuhan agar mengirimkan daging kidang sebagai bentuk rasa syukur.
BACA JUGA:Persib Terlalu Kuat! Paul Munster Ungkap Fakta Perbedaan Kualitas Pemain
BACA JUGA:Bikin Bangga! Atlet Menembak Cirebon Panen Medali di BK Porprov Jawa Barat
Dari sekian banyak utusan yang datang, perhatian Sultan tertuju pada seorang utusan bernama Ki Guludug dari Pulau Pinggan yang membawa kidang dalam keadaan hidup.
Sikap dan kejujurannya membuat Sultan terkesan hingga mengganti nama Ki Guludug menjadi Wanataka, serta mengubah nama Pulau Pinggan menjadi Desa Laksana.
Suatu waktu, Gusti Sultan Matangaji berkunjung ke Desa Laksana bersama para jawara Cirebon.