PDIP Ragukan Daya Tarik Jago-Jadi

Selasa 03-06-2014,11:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

*Minta Sunjaya Total Bantu Pemenangan Pilpres CIREBON– Petinggi DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Cirebon belum dapat memastikan sejauh mana pengaruh Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadi Sastra MM MSi dengan Wakil Bupati Cirebon H Tasiya Soemadi, mendongkrak suara Partai yang akan disumbangkan kepada pasangan capres cawapres Jokowi–Jusuf Kalla (JK). “Saya belum dapat memastikan pengaruh mana yang kuat antara ketua DPC PDIP H Tasiya Soemadi dengan bupati Cirebon saat pilres nanti,” ujar Sekretaris DPC PDIP H Mustofa SH, kepada Radar, Senin (2/6). Mustofa menegaskan, bila suara partai ingin meningkat signifikan, bupati harus turun dan all out melakukan kampanye capres yang diusung oleh PDI Perjuangan. “Tidak cuti juga tidak apa-apa, yang penting mampu membawa dan menyumbangkan suara PDIP ke pasangan Jokowi – JK,” tuturnya. Wakil Ketua DPC PDIP, Aan Setiawan, mendesak bupati Cirebon untuk ambil cuti dan menjadi juru kampanye. “Sebagai bupati Cirebon yang diusung dari PDIP harus manut pada perintah partai. Sebab, tanpa PDIP bupati tidak bisa apa-apa,” ucapnya. Namun pengaruh suara PDIP di Kabupaten Cirebon, kata Aan, pihaknya belum dapat memastikannya. “Belum jelas pengaruhya lebih cenderung kemana, bupati atau wakil bupati. Yang jelas bupati Cirebon adalah petugas partai, jadi instruksi dari ketua DPC harus didengar kalau ketua DPC mengintruksikan untuk jadi jurkam,” tegasnya. Ketika bupati menyerahkan pemenangan Jokowi-JK kepada wakil bupati, sebagai ketua DPC itu jelas sudah tidak dibenarkan. “Yang ada bupati diperintahkan oleh Ketua DPC Pak Gotas untuk jadi jurkam, bukan bupati nyuruh ketua DPC. Ini benar-benar terbalik,” terangnya. LOYAL PADA PUTUSAN PARTAI Di tempat terpisah, Bupati, Drs H Sunjaya Purwadi Sastra MM MSi mengaku, siap menjalankan intruksi partai yang memutuskan mengusung dan memenangkan Jokowi-JK. “Saya akan patuh kepada keputusan partai dan siap menjalankannya, karena hal itu sebagai bentuk pengabdian dan loyalitas saya kepada partai yang mengusung saya sebagai bupati Cirebon periode 2014-2019,” tutur Sunjaya, saat menghubungi Radar. Dikatakan, sebelum PDI Perjuangan memutuskan pengusungan calon presiden dan calon wakil presiden, dirinya sudah siap menerima apapun keputusan DPP PDI Perjuangan. Apalagi, setelah partai berlambang kepala banteng merekomendasikan Joko Widodo dan mengawinkannya dengan Jusuf Kalla, maka secara otomatis ia akan memenangkannya. “Pak Jokowi idola saya, masa saya tidak dukung beliau,” katanya. Karena saat ini ia telah menjabat sebagai bupati Cirebon yang secara otomatis terikat oleh aturan hukum, maka harus ada proses yang harus ditempuh agar kinerjanya sebagai pemimpin seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon tidak terganggu dengan urusan partai politik. “Saya adalah Bupati yang tertib dengan aturan, saya akan tempuh aturan itu agar mendapat legalitas untuk total mendukung Jokowi-JK,” paparnya. Saat disinggung kapan akan mengurusi izin cuti sebagai kepala daerah, pihaknya mengaku masih memproses izin tersebut. “Saya ikuti aturan main yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri perihal izin cuti di masa kampanye,” terangnya. Apakah akan menggerakkan seluruh PNS untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK? Sunjaya menegaskan, PNS adalah abdi negara yang diikat oleh sebuah aturan dimana harus bersikap netral walau ia mempunyai hak pilih, sehingga untuk pilihan politik diserahkan kepada masing-masing individu. “Kalau saya menggerakkan masyarakat untuk mendukung Jokowi-JK pasca izin cuti dari Kemendagri keluar itu tidak apa-apa, kalau menggiring PNS itu tidak boleh. Tapi, saya yakin rekan-rekan PNS akan memilih pemimpin bangsa ini yang sudah teruji dan membuahkan bukti nyata,” pungkasnya. (jun)

Tags :
Kategori :

Terkait