Laga Serbia versus Albania Rusuh

Kamis 16-10-2014,08:38 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

BEOGRAD – Laga kualifikasi Euro 2016 antara Serbia melawan Albania dihentikan di tengah jalan. Kekacauan bermula dari munculnya pesawat tanpa awak alias drone di tengah lapangan. Karena tensi pertarungan yang panas, Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) melarang fans Albania bertandang ke Stadion Partizan, Beograd, saat laga melawan tuan rumah Serbia kemarin. Kedua negara bertetangga tersebut memang terkenal tidak akur. Ketegangan politik terjadi selama bertahun-tahun. Yang paling menyolok adalah sikap kedua negara yang berbeda soal kemerdekaan Kosovo. Pada 17 Februari 2008, Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari cengkeraman Serbia. Albania yang didukung Amerika Serikat (AS) mengakui kemerdekaan Kosovo. Sebaliknya, Serbia tetap menganggap Kosovo adalah salah satu provinsinya. Serbia mendapatkan sokongan dari Rusia. Ketegangan Albania dan Serbia soal Kosovo disebabkan soal komposisi penduduk. Mayoritas warga Kosovo adalah etnis Albania. Namun, selama bertahun-tahun Kosovo dianggap diperlakukan semena-mena oleh Serbia yang sejatinya adalah merupakan minoritas di wilayah tersebut. Sampai sekarang posisi kedua negara masih sangat panas terkait dengan Kosovo. Siapa sangka, perang dingin di kancah politik itu menjalar di arena sepak bola. Awalnya tidak ada yang aneh. Semuanya dimulai ketika sebuah pesawat tanpa awak alias drone terbang di langit-langit Stadion Partizan kemarin (15/10). Nah, drone tersebut membawa bendera provokatif dan membikin panas hampir 33 ribu penonton. Benderanya bertuliskan “autochthonous” yang berarti “pribumi”. Di sana terdapat gambar peta Albania yang teritorinya meliputi Albania, Kosovo, Serbia, Montenegro, Makedonia, dan Yunani Utara. Wilayah tersebut dikenal dengan istilah Greater Albania. Di sana juga terdapat foto dua pemimpin nasional Albania. Pertama, Ismail Qemali, dekralator kemerdekaan Albania dari Kesultanan Utsmaniah (Ottoman) pada 1912. Sedangkan foto kedua adalah Isa Boletini, pemimpin perang gerilya Albania melawan Turki pada akhir 1800-an. Menurut keterangan polisi Serbia seperti dilansir CNN, drone tersebut dikendalikan Olsi Rama. Dia adalah adik kandung Perdana Menteri (PM) Albania Edi Rama. “Dia sudah ditahan karena menjadi provokator yang memancing kerusuhan. Dia yang menyebabkan pertandingan ditunda,’’ ucap seorang pengawai pemerintah Serbia yang enggan disebutkan namanya kepada RTS. Drone itu menemui “ajalnya” ketika defender Serbia Stefan Mitrovic melompat untuk menarik bendera dan menjatuhkannya. Aksi bek SC Freiburg tersebut membuat pemain Albania panas. Mereka berusaha untuk merebut bendera dari tangan Mitrovic. Kondisi semakin chaos ketika suporter Serbia masuk ke lapangan. Seorang fans memukul striker Albania Bekim Balaj dengan kursi plastik. Sejurus kemudian, fans tersebut menjadi bulan-bulanan pemain Albania yang berang. Kondisi semakin ruwet kerena baku pukul antara pemain kedua negara, suporter, dan petugas keamanan makin meluas. Namun, beberapa pemain bintang Serbia berusaha tidak terpancing. Aleksandar Kolarov, full back Manchester City, adalah salah satu pemain Serbia yang aktif meredakan ketegangan. Bek 28 tahun itu juga ikut menghalau suporter yang berusaha merangsek ke dalam lapangan.  Wasit asal Inggris, Martin Atkinson akhirnya menghentikan pertandingan pada menit ke-41. “Berdasarkan pembicaraan dengan wasit dan pihak keamanan, pertandingan tidak mungkin dilanjutkan,’’ ucap delegasi UEFA Harry Been kepada Reuters. “Anda semua bisa melihat apa yang terjadi. Saya tidak berkomentar soal siapa yang harus disalahkan. Keputusan soal pertandingan ini akan diputuskan di kemudian hari,’’ imbuhnya. Bek Chelsea Branislav Ivanovic menyesalkan kejadian ini. “Kami sebetulnya siap melanjutkan pertandingan. Namun pemain Albania mengatakan mereka tidak siap secara fisik dan mental. Kejadiannya kacau sekali,’’ tegas kapten Serbia itu kepada Daily Mail. (nur/ca)

Tags :
Kategori :

Terkait