Kasus Trafficking Tertinggi di Jabar

Senin 01-12-2014,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Korban Masih Sedikit yang Melapor INDRAMAYU – Kasus traf­ficking (tindak perdagangan orang) di Kabupaten Indramayu ter­nyata masih yang tertinggi di Jawa Barat. Meskipun de­mikian, pengungkapan kasus ter­sebut di Indramayu juga yang tertinggi di Jawa Barat. Hal tersebut diungkapkan Kanit Pelayanan perempuan dan Anak (PPA) Polres Indra­mayu, Dwi Hartati SH, saat memberikan materi dalam  Workshop Sosialisasi Tindak Perdagangan Orang untuk Tenaga Pendidik/Guru SMP dan SMA, di Aula Kampus Putih Segeran Kecamatan Juntinyuat, Sabtu (29/11). Meskipun demikian, Dwi menyesalkan karena masih sedikit masyarakat yang mau melaporkan kasus trafficking. Menurutnya, perbandingannya adalah 100 berbanding 1 yaitu dari 100 kasus trafficking hanya ada satu yang mau melaporkan. Sementara sisanya tidak melaporkan dengan barbagai alasan. “Sebenarnya kasus traf­ficking masih tinggi, namun dalam sa­tu tahun hanya 11 sampai 14 kasus yang dilaporkan. Ka­mi mohon masyarakat ja­ngan takut untuk melapor ke polisi, apabila mengetahui ada praktek trafficking,” ujar Dwi Hartati. Dwi mengatakan, masyarakat ju­ga harus memahami prak­tik trafficking, agar tidak menjadi korban. Menurutnya, kebanyakan praktik trafficking yang terjadi di Indramayu dengan modus dijanjikan pekerjaan enak. Biasanya pelaku menjanjikan pekerjaan dengan penghasilan besar, bahkan kerap mem­berikan iming-iming atau kasbon uang jutaan rupiah. Tapi setelah tiba di kota tujuan, korban akan dipekerjakan di tempat hiburan. “Jadi kalau ada yang men­janjikan pekerjaan enak dengan iming-iming uang besar, patut untuk diwaspadai,” tandasnya. Sementara Kasi PLS pada Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ristoyo MPd mengatakan, terkait persoalan trafficking, Dinas Pendidikan sudah berupaya membentengi. Yaitu dengan mencegah terjadinya putus sekolah atau drop out (DO). Karena sebagian korban trafficking adalah anak-anak baru gede yang putus sekolah. Dikatakannya, berbagai pro­gram pemerintah seperti pemberian BOS, BSM, PKH, bantuan siswa berprestasi, Kartu Pintar, beasiswa dan yang lain pada intinya untuk membantu siswa agar tidak putus sekolah. Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Pusat, Anwar Maarif mengatakan, pihaknya merasa prihatin dengan masih tingginya kasus trafficking. Untuk itu dengan menggandeng Dinas Pendidikan, SBMI terus berupaya melakukan sosialisasi tentang tindak perdagangan orang di sejumlah tempat di Indonesia. “Kali ini kami memilih tempat di Indramayu, karena kasus trafficking di Indramayu cukup tinggi,” ujar pria yang biasa dipanggil Boby ini, didampingi Ketua SBMI Indramayu, Juwarih. Kegiatan Workshop Sosialisasi Tindak Perdagangan Orang dibuka Kepala Dinas Pendi­dikan Kabupaten Indramayu, yang diwakili Kabid Ekstra­kurikuler, Drs H Banani MPd. Banani pada kesempatan itu juga menjelaskan tentang berbagai bentuk atau modus, penyebab, serta pencegahan trafficking. Dikatakan Banani, pence­gahan harus dilakukan secara kompleks. Yaitu melalui penyadaran masyarakat seperti sosialisiasi tentang trafficking. Kemudian juga adengan memperluas peluang kerja, menyelenggarakan pelatihan keterampilan, kewirausahaan, pemberdayaan ekonomi, hingga kerja sama lintas daerah. (oet)

Tags :
Kategori :

Terkait