Korban Masih Sedikit yang Melapor INDRAMAYU – Kasus trafficking (tindak perdagangan orang) di Kabupaten Indramayu ternyata masih yang tertinggi di Jawa Barat. Meskipun demikian, pengungkapan kasus tersebut di Indramayu juga yang tertinggi di Jawa Barat. Hal tersebut diungkapkan Kanit Pelayanan perempuan dan Anak (PPA) Polres Indramayu, Dwi Hartati SH, saat memberikan materi dalam Workshop Sosialisasi Tindak Perdagangan Orang untuk Tenaga Pendidik/Guru SMP dan SMA, di Aula Kampus Putih Segeran Kecamatan Juntinyuat, Sabtu (29/11). Meskipun demikian, Dwi menyesalkan karena masih sedikit masyarakat yang mau melaporkan kasus trafficking. Menurutnya, perbandingannya adalah 100 berbanding 1 yaitu dari 100 kasus trafficking hanya ada satu yang mau melaporkan. Sementara sisanya tidak melaporkan dengan barbagai alasan. “Sebenarnya kasus trafficking masih tinggi, namun dalam satu tahun hanya 11 sampai 14 kasus yang dilaporkan. Kami mohon masyarakat jangan takut untuk melapor ke polisi, apabila mengetahui ada praktek trafficking,” ujar Dwi Hartati. Dwi mengatakan, masyarakat juga harus memahami praktik trafficking, agar tidak menjadi korban. Menurutnya, kebanyakan praktik trafficking yang terjadi di Indramayu dengan modus dijanjikan pekerjaan enak. Biasanya pelaku menjanjikan pekerjaan dengan penghasilan besar, bahkan kerap memberikan iming-iming atau kasbon uang jutaan rupiah. Tapi setelah tiba di kota tujuan, korban akan dipekerjakan di tempat hiburan. “Jadi kalau ada yang menjanjikan pekerjaan enak dengan iming-iming uang besar, patut untuk diwaspadai,” tandasnya. Sementara Kasi PLS pada Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ristoyo MPd mengatakan, terkait persoalan trafficking, Dinas Pendidikan sudah berupaya membentengi. Yaitu dengan mencegah terjadinya putus sekolah atau drop out (DO). Karena sebagian korban trafficking adalah anak-anak baru gede yang putus sekolah. Dikatakannya, berbagai program pemerintah seperti pemberian BOS, BSM, PKH, bantuan siswa berprestasi, Kartu Pintar, beasiswa dan yang lain pada intinya untuk membantu siswa agar tidak putus sekolah. Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Pusat, Anwar Maarif mengatakan, pihaknya merasa prihatin dengan masih tingginya kasus trafficking. Untuk itu dengan menggandeng Dinas Pendidikan, SBMI terus berupaya melakukan sosialisasi tentang tindak perdagangan orang di sejumlah tempat di Indonesia. “Kali ini kami memilih tempat di Indramayu, karena kasus trafficking di Indramayu cukup tinggi,” ujar pria yang biasa dipanggil Boby ini, didampingi Ketua SBMI Indramayu, Juwarih. Kegiatan Workshop Sosialisasi Tindak Perdagangan Orang dibuka Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, yang diwakili Kabid Ekstrakurikuler, Drs H Banani MPd. Banani pada kesempatan itu juga menjelaskan tentang berbagai bentuk atau modus, penyebab, serta pencegahan trafficking. Dikatakan Banani, pencegahan harus dilakukan secara kompleks. Yaitu melalui penyadaran masyarakat seperti sosialisiasi tentang trafficking. Kemudian juga adengan memperluas peluang kerja, menyelenggarakan pelatihan keterampilan, kewirausahaan, pemberdayaan ekonomi, hingga kerja sama lintas daerah. (oet)
Kasus Trafficking Tertinggi di Jabar
Senin 01-12-2014,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :