INDRAMAYU – Praktek money politic (politik uang) dalam pemilihan kuwu (pilwu) lalu sepertinya sangat mengkhawatirkan. Hampir di semua desa yang menyelenggarakan pilwu, tidak lepas dari yang namanya rupiah. Banyak warga yang mengaku mendapatkan uang dari tim sukses masing-masing calon kuwu, dengan jumlah yang bervariasi. Mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Besarnya modal yang sudah “dihamburkan” oleh calon kuwu pada saat pemilihan itu, membuat banyak pihak mulai khawatir dengan kinerja kuwu terpilih. Mereka khawatir kuwu terpilih akan membuat program prioritas berupa “mengembalikan modal” yang telah mereka keluarkan, yang jumlahnya mencapai ratusan juta bahkan bisa miliaran rupiah. Anggota Fraksi Demokrat-Hanura DPRD Indramayu, H Ahmad Fathoni mengatakan, fraksinya sejak awal sudah mengingatkan kepada para calon kuwu agar tidak melakukan money politic yang akan mengotori kehidupan demokrasi dalam proses pemilihan kuwu. “Kami juga sudah mengimbau pihak kepolisian untuk mencegah dan menindak tegas siapapun yang melakukan praktek money politic dan intimidasi, serta para pelaku perjudian dalam pilwu serentak,” tandas politisi Partai Hanura itu. Fathoni menambahkan, apabila kuwu yang terpilih adalah mereka yang telah melakukan money politic, dikhawatirkan kinerja mereka tidak seperti yang diharapkan oleh masyarakat. Karena mereka mungkin akan berpikir untuk bisa mengembalikan modal selama menjadi kuwu. Sementara menurut Edi Fauzi SIP dari LSM Intras, maraknya money politic dalam pemilihan kuwu merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan. Ia hanya berharap agar kuwu yang terpilih nanti benar-benar memiliki komitmen untuk membangun desa, dan bukan karena niat untuk mendapatkan penghasilan sebesar-besarnya. (oet)
Politik Uang di Pilwu Mengkhawatirkan
Senin 15-12-2014,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :