Tekan Kontrak untuk Survive

Rabu 31-12-2014,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Kiat Klub Berkantong Minimalis di ISL 2015 JAKARTA - Tidak semua klub Indonesia Super League (ISL) 2015 berkantong tebal. Namun, ada beberapa klub kontestan ISL yang tetap percaya diri untuk mempertahankan prestasinya di kompetisi kasta teratas nasional tersebut dengan kantong pas-pasan. Kiat dengan merampingkan pengeluaran dari sisi kontrak dan gaji pemain jadi solusinya. Rata-rata, untuk pendanaan klub-klub ISL harusnya berada di atas angka Rp20 miliar. Apalagi, untuk tahun 2015 nanti, jumlah kontestan yang berlaga mencapai 20 klub dengan menyajikan 38 pertandingan. Artinya, modal di bawah Rp20 miliar bisa dibilang sebagai bekal kantong standar klub Divisi Utama. Salah satu klub yang berbekal proyeksi pengeluaran minimalis itu adalah Persela Lamongan. Di ISL 2015 nanti, nilai pengeluaran yang mereka siapkan berada di kisaran angka Rp12 hingga Rp15 miliar. Angka tersebut tidak jauh berbeda seperti saat klub berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut terjun di ISL 2014 dengan format dua wilayah. Manajer Persela, Yunan Achmadi mengakui bahwa timnya tetap meneruskan tradisinya tahun lalu. Yaitu meminimalisir cost untuk  pembayaran gaji dan kontrak pemain. \"Untuk pembayaran gaji sendiri, kami proyeksikan sekitar 40 persennya. Sisanya, untuk akomodasi home ataupun away,\" ujarnya. Diakuinya, untuk kompetisi tahun ini tidak akan jauh berbeda ketimbang tahun depan. Salah satu yang masih sama adalah dari sisi pembayaran gaji pemain. Karena, untuk gaji, berpatokan pada durasi kompetisi. Dan, untuk ISL 2015 ini, diprediksi tetap akan berakhir pada November. Sama seperti ISL 2014. Yang paling mencolok adalah untuk pembiayaan away. Untuk ISL 2014, klub minimal tandang sebanyak 10 kali di fase reguler, atau 14 kali jika sampai di babak delapan besar. Sementara, di ISL 2015 bisa mencapai 19 kali tandang. Makanya, untuk pembiayaan tandanglah yang menjadi fokus Persela. Apalagi dengan asumsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tiket pesawat beberapa waktu terakhir ini. Maka, pembiayaan bakal semakin besar. \"Tapi apapun itu, kami tetap bakal mencoba meminimalisir pengeluaran. Kalau bisa, pendapatan optimal, pengeluaran minimal,\" tuturnya. Disinggung optimismenya dengan bekal minimal, Yunan tetap bisa membusungkan dada dengan melihat hasil di ISL 2014. \"Kalau dibandingkan dengan klub-klub lain di ISL 2014, kami adalah klub dengan pengeluaran terkecil. Untuk perbandingan, tahun kemarin tidak sampai Rp 12 miliar pengeluaran kami. Semoga tahun ini tidak jauh dari angka itu,\" lanjutnya. Senada dengan Persela, Persiba Balikpapan juga demikian. Bedanya, Beruang Madu -julukan Persiba- punya proyeksi lebih besar. Yaitu antara Rp17 miliar hingga Rp20 miliar. Menurut Sekretaris Umum (Sekum) Persiba Irfan Taufik, pihaknya akan mencoba terus menekan angka di sisi pembelian pemain. Bahkan, lebih dari ISL 2014 lalu. \"Karena hanya dari sisi itulah yang bisa kami press. Berbeda halnya dengan pembiayaan untuk akomodasi. Untuk sisi itu, tergantung dengan pihak lain, tapi kalau untuk penghematan anggaran belanja pemain kan kami sendiri yang menentukannya. Di tahun ini, kami membeli pemain sesuai dengan proyeksi keuangan kami,\" tutur pria mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Balikpapan itu. Walaupun dengan jumlah proyeksi pengeluaran cukup minimalis, Irfan menegaskan bahwa tim yang dibawanya ini tidak sampai goyah keuangannya. Untuk sponsor, sudah ada komitmennya. \"Yang pasti, untuk ikut ISL 2015 mendatang, kami siap berkompetisi hingga akhir,\" tegasnya. (ren/ko)

Tags :
Kategori :

Terkait