Waspada Penyakit Pancaroba

Kamis 03-11-2011,03:30 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Pergantian musim seperti sekarang ini, dari kemarau ke musim hujan yang belum turun secara kontinu, memicu sejumlah penyakit. Berbagai penyakit ini juga turut dipicu karena cuaca yang cukup panas. INFEKSI Saluran Pernapasan Atas (ISPA) masih menempati urutan teratas dari penyakit yang disebabkan musim pancaroba. Penyakit ini juga dipicu oleh debu dan udara kotor. Pantauan Radar di sejumlah tempat praktik dokter umum, penyakit kulit juga cukup banyak diderita masyarakat. Dokter Umum, dr Eddy Sugiarto MARS mengatakan, penyakit seperti ISPA, penyakit kulit, dan pencernaan, memang biasa muncul saat musim pancaroba seperti sekarang ini. ISPA terpicu karena debu dan cuaca yang cepat berganti dari panas ke hujan, sehingga rentan menyerang masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan. Sedangkan penyakit kulit didominasi oleh dermatitis dan gatal-gatal. Penyebabnya tidak lain adalah air kotor yang biasa timbul saat terjadi genangan setelah hujan. Di daerah yang rawan banjir, penyakit kulit ini mudah menyerang masyarakat. Sehingga kebersihan lingkungan menjadi hal utama untuk pencegahannya. Penyakit lain yang muncul adalah penyakit pencernaan khususnya diare. “Tapi ISPA yang paling tinggi lah, sampai sekarang masih paling banyak,” ujar dokter yang membuka praktik di Jl Sudarsono dan Apotek Wahidin ini. Penyakit di musim pancaroba, dijelaskan Eddy, muncul karena hujan yang turun masih jarang. Sehingga diimbau agar masyarakat menerapkan 3M. Kemudian membiasakan diri untuk cuci tangan sebelum makan dan yang tidak kalah penting adalah menghindari makanan-makanan yang terbuka. Makanan yang terbuka ini rentan terkena kuman dan debu, inilah yang kemudian memicu penyakit seperti diare. Potensi penyakit lain yang muncul, diprediksi Eddy, adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, meski sampai saat ini masih jumlah penderitanya belum banyak. Saat hujan mulai turun biasanya banyak genangan air yang kemudian dijadikan tempat nyamuk bertelur. Terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati (RSUDGJ), drg Heru Purwanto MARS mengungkapkan, hingga saat ini belum ada penyakit yang jumlah penderitanya signifikan, baik untuk di poliklinik rawat jalan maupun di rawat inap. Termasuk demam berdarah yang diprediksi bakal meningkat saat musim pancaroba, tetapi sampai saat ini belum ada. “Saya sudah cek ke kepala ruangan, sampai saat ini belum ada,” tuturnya, usai mengikuti sebuah rapat di RSUDGJ. Sedangkan untuk pencegahan dari sisi makanan, Ahli Gizi RSUDGJ, Aan Sunaryo, menganjurkan agar masyarakat banyak mengonsumsi makanan yang mengandung anti oksidan. Sebab anti oksidan memiliki fungsi sebagai penangkal radikal bebas. Tidak hanya itu, makanan yang mengandung vitamin C dan vitamin E juga dianjurkan untuk dikonsumsi, karena baik untuk daya tahan tubuh. “Banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, itu baik untuk menjaga daya tahan tubuh,” ujarnya. Dijelaskan Aan, buah-buahan yang dianjurkan dikonsumsi karena memiliki kadar vitamin C tinggi misalnya adalah jeruk, sedangkan untuk sayuran dianjurkan mengonsumsi toge. Mengenai penggunaan suplemen vitamin, Aan menganjurkan agar tidak dijadikan pilihan utama. Sebab mengonsumsi yang alami jauh lebih baik, aman dan murah. “Tetap saja suplemen itu produk kimiawi, yang alami jauh lebih baik,” terangnya. (yuda sanjaya)

Tags :
Kategori :

Terkait