KANDANGHAUR- Keputusan pemerintah menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku mulai hari ini, ternyata disambut dingin oleh pedagang eceran. Mereka mengaku merugi, karena masih memiliki stok bensin yang belum laku terjual. Bensin tersebut dibeli saat harga masih Rp7.600 per liter. Kini turun menjadi Rp6.600 per liter. Wati, pedagang bensin eceran di Jalur Pantura Kandanghaur mengungkapkan, harga bensin yang diturunkan itu mulai diberlakukan dan dirinya pasti merugi. Tidak mungkin dirinya menjual dengan harga lama. Pasti tidak akan laku, karena pengendara akan mencari ke pengecer lain yang harganya lebih murah, bahkan ke SPBU. “Saya menjualnya Rp9 ribu per liter. Bensin tersebut saya beli di SPBU waktu harganya Rp7.600. Kalau besok harga bensinnya Rp6.600, tidak mungkin saya menjualnya Rp9 ribu, meski itu stok lama. Pasti diprotes pembeli. Bensin yang tersisa itu sekitar 15 liter. Memang tidak banyak, tapi bicara dagang ya kita rugi,” ujar Wati, Minggu (18/1). Hal senada diungkapkan, Satirah, pedagang bensin eceran di Jalur Pantura Patrol. Bensin yang masih tersisa dan belum terjual masih 17 liter. Dirinya tidak menyangka pemerintah menurunkan harga BBM secepat ini. “Rata-rata pedagang eceran mengambil untung Rp1.000 hingga Rp1.500 perliter. Kita juga keluar ongkos buat transportasi. Perubahan harga benar-benar membuat kami merugi,” tuturnya. Sebagai masyarakat, dirinya menyambut baik penurunan harga BBM, karena dapat meringankan beban biaya transportasi. Namun dirinya juga berharap pemerintah memperhatikan harga jual barang kebutuhan pokok lainnya. Kebanyakan harga bahan pokok tetap tinggi, meski BBM sudah dua kali diturunkan harganya,” tandasnya. (kom)
Harga BBM Turun, Pengecer Mengaku Rugi
Senin 19-01-2015,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :