Giliran Orica-GreenEdge Berkuasa

Rabu 11-03-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KELANTAN - Dominasi Andrea Guardini di Tour de Langkawi (TdL) 2015 terhenti. Laju kemenangan pembalap Astana tersebut terhenti di etape ketiga yang berlangsung kemarin. Guardini dan timnya tak kuasa menaklukkan dua tanjakan berat yang terbentang di Gerik dan Titiwangsa. Dua tanjakan tersebut memang tak terlalu terjal, yaitu kategori 2 (Gerik) dan kategori 1 (Titiwangsa). Tapi, jalur menuju dua tanjakan utama tersebut sudah berat. Sebelum mencapai puncak tanjakan Gerik, para pembalap harus melahap tanjakan berliku sejauh 16 km. Sedangkan menuju Titiwangsa lebih jauh lagi, 22 km, dengan kemiringan rata-rata 6 persen. Kondisi tersebut membuat rombongan terpecah menjadi beberapa bagian menjelang Gerik. Ada empat rombongan saat melintasi Gerik dan menjadi enam rombongan di Titiwangsa. Beratnya jalur di Gerik dan Titiwangsa tersebut tak menguntungkan Astana yang tak diperkuat climber murni. Mereka bahkan selalu tercecer di rombongan paling belakang. Kesempatan untuk menjalani bunch sprint menjelang finis pun gagal dicapai. Etape ketiga dimiliki tim Pro Tour lainnya, Orica-GreenEdge. Mereka mengantarkan runner-up pada dua etape sebelumnya, Caleb Ewan, ke posisi terdepan. Tanpa Guardini dalam sprint, Ewan memecundangi Youcef Reguigui (MTN-Qhubeka), serta Leonardo Fabio Duque (Colombia) dan Romain Feillu (Bretagne-Seche Environnement). \"Kami memiliki tim yang kuat di segala medan lomba. Meski tak meraih poin di tanjakan, kami mendapatkan kesempatan berada di depan saat finis tinggal 10 km lagi. Ini tim yang hebat,\" tutur Ewan. Tim Astana kesulitan mendekati rombongan terdepan meski setelah Titiwangsa didominasi jalur flat. Bahkan, dalam catatan waktu finis, Guardini dkk tertinggal hingga 24 menit 37 detik. Hasil tersebut membuat Ewan merampas posisi teratas general classification serta yellow jersey dari Guardini. Begitu pula blue jersey sebagai penanda pemuncak points classification. \"Lomba yang berat, kami kesulitan sejak awal lomba. Saat kami punya kecepatan, rival di depan sudah semakin jauh. Tapi peluang untuk menang masih ada di etape-etape berikutnya,\" ungkap Tristan Hoffman, manajer Astana. Saat dua jersey berganti pemilik, red jersey sebagai penanda raja tanjakan masih akan terus dikenakan pembalap UnitedHealthCare Kiel Reijnen. Dua tanjakan di etape ketiga yang menyediakan 25 poin maksimal dimenanginya. Kini, dia mengoleksi 37 poin atau unggul hingga 19 poin dari rival terdekatnya Natnael Berhane (MTN-Qhubeka). Persaingan makin sempit karena persaingan poin tanjakan kian terbatas. Tinggal menyisakan empat tanjakan kategori 4 dan satu tanjakan kategori 2. Total poin yang tersedia adalah 22 poin. \"Saya akan terus mencoba meraih kemenangan di tanjakan. Dibatalkannya rute ke Genting Highlands memang tak menyenangkan, tapi saya akan tetap berusaha meraih poin sebanyak-banyaknya,\" ujar Reijnen. Setelah melintasi etape tanjakan yang menyiksa, para pembalap kembali melewati rute yang didominasi jalur flat pada etape keempat hari ini. Jarak yang akan ditempuh 165,4 km dan hanya ada satu tanjakan kategori 4 sekitar 40 km jelang finis di Kuala Berang. (ady)

Tags :
Kategori :

Terkait