SMAN 8 Bekali Siswa Pendidikan Antikorupsi

Kamis 30-07-2015,16:31 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

LEMAHWUNGKUK – SMAN 8 Kota Cirebon mengakhiri Masa Orientasi Siswa (MOS) tahun ini, Rabu (29/7). Pada akhir MOS, ratusan siswa diberikan pembekalan pendidikan antikorupsi. SMAN 8 menghadirkan pemateri DR Sugianto SH MH. Pendidikan antikorupsi penting ditanamkan sejak dini, sebagai bekal mereka ke depan. Dalam pemaparannya, Sugianto menjelaskan makna penting pendidikan antikorupsi. Selama ini, kemampuan akademik yang baik harus pula dibarengi dengan sikap mental perilaku sesuai kaidah norma agama, susila dan hukum. Korupsi memiliki banyak macam. Hal itu seluruhnya dilarang oleh agama manapun. Termasuk pula aturan hukum di Indonesia. “Tidak akan maju suatu daerah jika pemimpinnya tidak bersikap tegas menolak KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Kalian pemimpin masa depan, ingat pesan ini baik-baik,” ujarnya. Di samping itu, pendidikan anti korupsi tidak hanya diberikan saat awal MOS. Tetapi, diterapkan dan disampaikan secara berkelanjutan. Sugianto menyampaikan peran penting guru dan orang tua menjaga dan mengajarkan anaknya. Khususnya memberikan bekal pendidikan agama sebagai penyaring mereka dari pergaulan dan kehidupan remaja yang masih mencari jati diri. “Pendidikan antikorupsi tidak hanya slogan, tetapi bentuk nyata sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari masuk sekolah tidak telat dan meningkatkan disiplin,” pesannya kepada ratusan siswa baru SMAN 8 Kota Cirebon. Kepala SMAN 8 Kota Cirebon Dra Hj Rini Mulyanti MM menyampaikan, pendidikan karakter perlu ditanamkan sejak dini. Tidak hanya saat anak masuk jenjang SMA, tetapi sejak usia balita dan SD. Sebab, dengan bekal pendidikan yang baik, anak akan mengalami tumbuh kembang sesuai harapan. “Kami ingin mengingatkan kembali dan memberikan pengetahuan baru tentang pendidikan anti korupsi. Kami berharap mereka mengamalkan semaksimal mungkin,” ucapnya kepada Radar, Rabu (29/7). SMAN 8 memiliki visi mewujudkan sekolah dan siswa yang religius, seni, akademik dan wawasan lingkungan. Pada tahapan perlombaan, SMAN 8 berhasil meraih juara adiwiyata tingkat nasional. Saat ini, kata Rini, sekolah yang terletak di Kecamatan Lemahwungkuk itu menuju adiwiyata mandiri. Untuk kegiatan MOS tahun ajaran 2015/2016, SMAN 8 menerapkan pendekatan kekeluargaan. Kakak kelas mereka yang memberikan MOS kepada siswa baru, diberi arahan agar tidak menggunakan kekerasan fisik maupun verbal. Hal ini berjalan dengan baik sesuai harapan. “Alhamdulillah MOS berjalan lancar tanpa kendala,” ucapnya. (ysf/adv)  

Tags :
Kategori :

Terkait