Andi dan Choel Malarangeng Terseret

Selasa 17-01-2012,03:50 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Rosa Beber Nama Baru Penerima Uang JAKARTA - Mindo Rosalina Manulang akhirnya memenuhi janjinya untuk buka-bukaan saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan Muhammad Nazaruddin kemarin (16/1). Bahkan di luar dugaan, mantan Direktur Marketing PT Anak Negeri yang juga terpidana 2,5 tahun itu juga menyebut nama-nama baru orang penting telah kecipratan uang dari perusahaannya. Nama-nama baru yang disebutkan Rosa telah menikmati aliran uang dari PT Anak Negeri dan berkaitan dengan proyek wisma atlet di antaranya adalah Kemenpora Andi Mallarangeng  dan saudaranya, Choel Mallarangeng. Menurut Rosa, Andi telah menerima uang Rp500 juta. Uang tersebut digelontorkan PT Anak Negeri pada Mei 2010 kepada tim sukses Andi yang digunakan untuk pemenangan kongres pemilihan Ketum Partai Demokrat di Bandung. Keterangan Rosa itu tidak bisa diremehkan. Pasalnya, selain memberikan keterangan di bawah sumpah, Rosa mengaku bahwa dirinya melihat sendiri ada laporan keuangan PT Anak Negeri yang dikelola Yulianis yang menyebutkan pengeluaran uang Rp500 juta untuk timses Andi. “Dikeluarkan sekitar Maret 2010,” kata Rosa. Tak hanya itu, yang mengejutkan para pengunjung sidang adalah, Cheol Mallarangeng yang merupakan adik kandung Andi Mallarangeng juga menerima uang dari PT Anak Negeri. “Bapak (Nazar, red) bilang uang itu sudah diserahkan ke Choel Mallarangeng,” kata Rosa di Pengadilan Tipikor kemarin (16/1). Rosa pun langsung dicecar hakim lantaran telah menyebut-nyebut nama baru tersebut. Dia pun menceritakan bahwa sebenarnya PT Anak Negeri sudah menggelontorkan yang Rp20 miliar sebagai uang pelicin untuk mengamankan proyek-proyek di Kemenpora. Menurut Rosa, uang tersebut dikucurkan Nazaruddin untuk mengamankan proyek Hambalang dan wisma atlet. Tapi ternyata keinginan Nazaruddin untuk memenangkan proyek wisma atlet ternyata gagal. Proyek itu dimenangkan oleh PT Adhi Karya. Nazaruddin pun berang. Dalam suatu rapat, dia mengutus Rosa agar menagih uang Rp10 miliar kepada Sesmenpora Wafid Muharam lantaran PT Anak Negeri gagal mendapatkan proyek Hambalang. Saat itulah Nazaruddin menyebutkan bahwa uang Rp10 miliar itu sebenarnya sudah mengalir ke Choel Mallarangeng, biaya pembebasan tanah Hambalang, dan beberapa anggota DPR. Rosa pun bergerak menagihnya ke Wafid. Ternyata Wafid juga mengakui bahwa uang tersebut juga mengalir ke Choel Mallarangeng, dan pihak-pihak lainnya. “Pak Wafid langsung memanggil Paul Nelwan (orang kepercayaan Wafid, red). Dan tiba-tiba uang itu diganti Rp10 miliar,” kata Rosa. Selain nama-nama baru, kemarin Rosa juga memenuhi janjinya untuk mengungkap siapa yang disebut Bos Besar dan Ketua Besar. “Kalau Bos Besar itu Mirwan Amir dan Ketua Besar adalah Ketua Komisi X Mahyudin,” kata Rosa di Tipikor kemarin. Pengakuan tersebut berawal dari pertanyaan majelis hakim yang dipimpin Dharmawati Ningsih yang mencecar soal keterlibatan anggota DPR dalam kasus tersebut. Rosa pun menceritakan, untuk mengegolkan proyek wisma atlet, dirinya banyak berhubungan dengan Angelina Sondakh yang merupakan anggota Komisi X DPR yang membawahi bidang olahraga. Menurut Rosa, di masa pembahasan anggaran Kemenpora di DPR, Angelina yang akrab disapa Angie beberapa kali mendesak Rosa agar dirinya menyerahkan pelicin. Tujuannya agar Banggar dan Komisi X bisa mencairkan anggaran-anggaran Kemenpora. Itu lantaran Rosa diperintah Nazaruddin untuk “mengamankan” proyek-proyek di Kemenpora. Pembicaraan antara Rosa dan Angie banyak dilakukan via blackberry messenger (BBM). Rosa juga mengakui bahwa pembicaraan tersebut juga menggunakan istilah-istilah khusus. Misalnya Apel Malang, Apel Washington, pelumas, dan semangka. “Itu semua untuk menyebut uang agar tidak terlalu vulgar,” kata dia. Kala itu Angie kerap mengejar-ngejar Rosa agar dia segera menyerahkan uang. “Kalau ‘Bos Besar kenyang’, kan kita enak? ujar Rosa menirukan permintaan Angie. Istri mendiang Adjie Massaid itu pun mengancam akan mempersulit pencairan anggaran untuk proyek Kemenpora apabila Rosa tidak segera menyerahkan pelicin. Rosa pun menanyakan siapa sebenarnya Bos Besar seperti yang dimaksud Angie. Setelah beberapa kali bertemu dan bercerita, Angie pun mengaku bahwa Bos Besar yang dimaksud adalah Mirwan Amir yang merupakan petinggi Banggar. Bahkan kata Rosa, uang yang diserahkan untuk Mirwan untuk keperluan Fraksi Partai Demokrat. Keterangan Rosa itu sekaligus mematahkan pengakuan Nazaruddin yang sebelumnya mengaku bahwa Bos Besar adalah Anas Urbaningrum. Sedangkan Ketua Besar yang dimaksud adalah Ketua Komisi X DPR Mahyudin. Selain itu, Rosa juga mengaku bahwa Angie kerap memintakan uang untuk diserahkan kepada I Wayan Koster. Majelis hakim pun mencecar berapa uang yang sudah dikeluarkan PT Anak Negeri untuk Angie. “Rp10 miliar yang mulia,” jawab Rosa. Tapi menurut Rosa, uang itu bukan hanya untuk proses pembahasan anggaran Kemenpora, tapi juga untuk proyek-proyek sebelumnya yang sudah dibantu Angie. Tak hanya itu, kemarin Rosa juga menerangkan bahwa sebenarnya Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin telah menerima komitmen fee sebesar 2,5 persen dari nilai proyek wisma atlet. Sama seperti yang lainnya, Alex dan komite pengadaan proyek daerah mengancam akan mempersulit proyek tersebut apabila PT Duta Graha Indah yang dibantu PT Anak Negeri tidak menyerahkan komitmen fee yang diminta. “Tapi yang membereskan untuk urusan itu langsung Pak Idris (Direktur Marketing PT DGI, red) yang langsung turun ke daerah,” katanya. Ditanya tentang peranan Nazaruddin, Rosa menyebutkan bahwa Nazaruddin adalah bosnya di Permai Grup. Dalam hal wisma atlet, Rosa mengaku memang mendapat perintah langsung dari Nazaruddin untuk membantu dan mengamankan PT DGI. Kemarin adalah hari pertama Rosa langsung berkomunikasi dengan mantan atasannya, Nazaruddin. Sebab, majelis hakim pun memberikan kesempatan khusus kepada terdakwa untuk mengajukan pertanyaan kepada Rosa. Suami Neneng Sri Wahyuni itu pun tak menyia-nyiakannya. “Saya sangat keberatan dengan keterangan saksi,” kata dia. Nazaruddin pun mencecar pertanyaan seputar kepemilikan PT Anak Negeri atas nama dirinya. “Apakah saya tercantum secara resmi sebagai atasan anda?” Rosa pun sejenak terdiam lalu menjawab, “Bapak memang tidak tercantum di dalam akte sebagai pemilik perusahaan, tapi dalam kesehariannya bapak yang menjadi atasan saya,” Kemarin adalah komunikasi pertama yang dilakukan antara Rosa dan Nazaruddin. Rosa pun tampak gugup saat menatap langsung wajah Nazaruddin yang duduk di depannya. Karenanya saat menjawab pertanyaan yang diajukan Nazaruddin, Rosa lebih banyak menunduk. Seperti yang diketahui, Rosa dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Nazaruddin. Nazaruddin sendiri didakwa telah menerima Rp4,3 miliar untuk komitmen fee wisma atlet, padahal dia adalah penyelenggara negara yakni anggota DPR. Sementara itu, kemarin Andi Mallarangeng membantah kesaksian Rosa di Pengadilan Tipikor. Kepada Jawa Pos (Grup Radar Cirebon) politisi Partai Demokrat itu meminta agar Rosa membeberkan bukti-bukti lebih lengkap tentang tuduhannya itu. “Lebih baik (Rosa, red) menjelaskan siapa dari tim sukses saya yang menerima, kapan dan di mana. Silakan KPK mengusutnya,” kata Andi. Terpisah, Ramadhan Pohan -mantan Sekretaris Tim Sukses Andi Mallarangeng dalam kongres Partai Demokrat di Bandung, Maret 2010 menyatakan Rosa dan Nazaruddin telah menjadi bagian dari skenario besar untuk merusak citra Partai Demokrat. Kelompok ini, kata Ramadhan, khawatir kalau Partai Demokrat akan terus tumbuh menjadi partai besar. “Makanya, kader-kader dan tokoh-tokohnya dirusak saja namanya,” ujar Ramadhan. Kemarahan Nazaruddin yang dicopot dari Partai Demokrat, lanjut dia, dimanfaatkan pihak-pihak yang hendak merusak Partai Demokrat. Secara terbuka dia menyindir keberadaan Elza Syarief dan Rufinus Hutahuruk selaku kuasa hukum Nazaruddin. “Banyak pertanyaan, misalnya, bagaimana publik diyakinkan tentang Elza Syarief yang pengurus teras Hanura dan Rufinus yang juga caleg Hanura ada di tim (kuasa hukum Nazaruddin, red). Bagaimana menjelaskan itu kepada publik,” kata Ramadhan. Selain itu Jawa Pos mencoba memperoleh konfirmasi langsung dari Choel Mallarangeng. Namun, hingga berita ini diturunkan Choel tidak merespons telepon dan SMS yang ditujukan kepadanya. (jpnn/ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait