Renggut Nyawa 218 Orang
KIEV - Suhu udara di Eropa mencapai rekor terendah. Di Republik Ceko suhu udara anjlok hingga minus 38,1 derajat celsius. Perubahan suhu drastis tersebut telah merenggut sedikitnya 218 nyawa di Benua Biru. Angka kematian itu terhitung sejak sepekan terakhir. Badan Meteorologi dan Geofisika memprediksi kondisi akan semakin parah pada akhir pekan ini. Kementerian Keadaan Darurat Ukraina menyatakan, cuaca dingin ekstrem saat ini telah memakan korban 101 jiwa. Meningkat signifikan dari angka awal, 63 orang. Enam puluh empat diantaranya meninggal di jalanan. Hampir 1.600 orang telah dirawat akibat radang dingin dan hipotermia.
Untuk mencegah agar korban tewas tidak bertambah, otoritas setempat membuka 2.940 tempat penampungan di seluruh wilayah Ukraina. Di sana masyarakat bisa merasa hangat dan mendapat makanan yang cukup. Sementara, 100 penampungan lain segera dibuka. Hingga kemarin (3/2) belum ada tanda-tanda kondisi akan membaik. Para peramal cuaca mengatakan, temperatur akan berkisar antara minus 25-30 derajat celsius pada malam hari. Sementara di siang hari antara minus 16-21 derajat. Perdana Menteri Ukraina, Mykola Azarov menyatakan, telah membakar satu miliar kubik meter gas hanya dalam waktu tiga hari untuk menghidupkan mesin pemanas. Impor gas Ukraina dari Rusia pada 2012 saja 27 miliar kubik meter. “Ini benar-benar situasi yang sulit bagi negeri ini,” katanya.
Dari Polandia dilaporkan, temperatur ekstrem kembali merenggut delapan nyawa dalam 24 jam terakhir. Korban tewas sudah mencapai 37 orang sejak hawa beku menyelimuti Polandia pekan lalu. Temperatur mencapai titik rendahnya pada minus 35 derajat celsius di sebagian wilayah Polandia. Tiga derajat lebih hangat dibandingkan dengan wilayah Sumava, barat laut Republik Ceko. Suhu dingin ekstrem juga terasa di Bulgaria. Akibatnya sebagian Sungai Danube membeku. Sekitar 60 persen permukaan sungai di dekat Pelabuhan Ruse membeku. Badan Eksplorasi Danube menyatakan, kondisi tersebut mengganggu navigasi kapal-kapal yang berlayar di kawasan tersebut. Di wilayah lain di Bulgaria, enam orang ditemukan tewas akibat kedinginan. Dengan demikian, menurut perhitungan media lokal, jumlah total korban tewas sejak pekan lalu mencapai 16 orang. Pemerintah belum merilis data resmi mengenai korban. Sebagian besar korban yang kehilangan nyawa di negara termiskin di Eropa itu berada di pedesaan. Mereka ditemukan membeku di pinggir jalan atau di dalam rumah yang tidak dilengkapi penghangat. Lebih dari 1.000 sekolah di Bulgaria masih tutup. Penutupan memasuki hari ketiga, setelah hujan salju dan angin yang menusuk melanda timur laut negara tersebut.
Sementara itu, penduduk Roma juga mengalami kebekuan yang sama di hari keduanya, dalam 15 hari terakhir hujan salju parah. Lima sentimeter salju turun di pinggiran ibukota Roma. Temperatur di wilayah Alpen, Provinsi Piedmont utara Italia, mencapai titik rendahnya sampai minus 30 derajat celsius. Kementerian Dalam Negeri mengimbau kepada pada pengendara mobil untuk menghindari wilayah tengah Italia. Karena hujan salju yang pekat dan jalanan hanya cukup untuk pengendara sepeda motor. Meski demikian jadawal kereta api tetap normal di seluruh wilayah Italia. Kecuali di Bologna dan sekitarnya serta jalur lokal dekat Roma. Sebelumnya, otoritas kereta menunda ratusan jadwal keberangkatan kereta api selama beberapa hari. (cak/ami)