KOP Catur Dekati Swasta untuk Perkuat Finansial CIREBON - Pasca Pekan Olahraga Pelajar Kota (Popkota) Cirebon 2015, Klub Olahraga Pelajar (KOP) Catur bertekad untuk lebih mandiri. Ketua KOP Catur Kota Cirebon Johanes Ciputra mengungkapkan, saat ini, pihaknya tengah berupaya membangun jaringan untuk memperkuat sisi finansial. Menurut Johanes, keadaan menuntut KOP Catur lebih mandiri. Johanes mengatakan, untuk bisa bertahan KO Catur harus mampu menggandeng pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap cabang olahraga (cabor) tersebut. Khususnya, mengenai keberlanjutan program pembinaan di level pelajar. Upaya itu sudah dimulai. KOP Catur mulai melakukan pendekatan baik kepada individu-indvidu maupun kepada korporasi. “Saya optimistis, masih banyak yang peduli terhadap perkembangan para pecatur kita. Jika tidak ada kendala, ke depan kita akan bekerjasama dengan salah satu sponsor untuk menggelar pertandingan catur antarpelajar,” ungkap Johanes, kemarin (26/10). Mau tidak mau, Johanes memang harus melirik potensi dukungan dari pihak swasta. Sebab, faktanya, dukungan dari pemerintah daerah sangat minim. KOP sejatinya berada dibawah binaan UPTD Pengembangan Olahraga Sekolah (Pors) Disdik Kota Cirebon. Namun, anggaran yang dikucurkan Disdik sangat minim. Menurut Johanes, sudah lebih dari dua tahun KOP Catur tidak mendapatkan dana pembinaan kecuali anggaran pelaksanaan Popkota. “Dulu ada uang saku untuk pelatih, sekarang tidak ada. Dan untuk pembinaan jangka panjang, tak ada anggarannya,” ujarnya. “Saya sendiri merasa bimbang, apakah keberadaan KOP masih diakui oleh Disdik. Sebab, saya merasa KOP sudah seperti zombie. Ada jasad, tapi tidak ada ruhnya. Kalau begini terus, saya jadi berfikir, bubarkan saja KOP lalu bentuk klub baru yang lebih independen,” tandas Johanes. Johanes mengatakan, pasca Popkota 2015, begitu banyak potensi baru bermunculan. Meski berbakat, lanjutnya, bibit-bibit potensial itu perlu dibina untuk dicetak sebagai pecatur handal. Untuk itu, perluk waktu dan kerja keras. “Dukungan finansial sangat diperlukan. Makanya saya katakan, keadaan menuntut kita untuk mandiri,” ucapnya. Berdasarkan data yang dimiliki KOP Catur, tidak kurang dari 100 pelajar putra/putri di Kota Cirebon baik tingkat SD, SMP maupun SMA tercatat sebagai pecatur potensial. Diantaranya, sekitar 40 pelajar, aktif mengikuti pembinaan di bawah naungan KOP. Namun, masih ada tantangan dihadapi KOP catur. Daerah tetangga terus mengintai atlet-atlet terbaiknya. Sebagai contoh, Yosep Ibnu Setiawan memilih hijrah ke Kabupaten Cirebon. Yosep sukses merebut sejumlah medali di berbagai even kejuaraan tingkat regional dan nasional saat membela Kota Cirebon. “Kepindahan atlet ke daerah lain itu wajar. Bagi saya, itu bagian dari seleksi alam,” ujarnya. “Tapi pengalaman memberikan pelajaran. Karena itu, kita juga harus konsisten melaksanakan pembinaan, mengadakan even pertandingan dan menjaga hubungan baik dengan atlet. Faktanya, animo untuk bergabung dengan KOP Catur terus meningkat,” pungkasnya. (ttr)
Dukungan Pemda Minim
Selasa 27-10-2015,09:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :