Melihat dari Dekat Tradisi Panjang Industri Otomotif Dunia, Tokyo Motor Show (2)

Jumat 30-10-2015,18:49 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Tiga Jam di Asakusa, Bisa Merasakan “Jembatan Kebahagiaan” Dalam lawatan ke Jepang ini, rombongan singgah di distrik Asakusa yang berada di Shitamachi Tokyo. Dalam terjemahan bebas ke dalam bahasa Indonesia, shitamachi berarti \"Kota Tua atau Pusat Kota\". Imam Taufan Nugroho, Jepang ASAKUSA terletak di Taito-ku sepanjang tepi barat sungai Sumida-Gawa. Wilayah ini dikenal sebagai distrik yang kental dengan suasana Tokyo masa silam. Menurut sejarah, wilayah Asakusa mulai berkembang sebagai pusat hiburan sejak masa Edo Jidai atau Tokugawa Jidai antara tahun 1603 sampai tahun 1867. Selama berabad-abad, Asakusa menjadi kawasan hiburan terkemuka. Awalnya pilihan hiburan di wilayah ini hanya situs teater Topeng Kabuki. Bahkan, dulu banyak orang datang ke Asakusa hanya untuk melihat Lampion Merah Besar Asakusa. Sampai pilihan hiburan bertambah pada akhir 1800-an dan awal 1900-an, dengan berbagai jenis hiburan modern, termasuk bioskop yang dibuka di Asakusa. Asakusa dapat dengan mudah dijelajahi dengan berjalan kaki. Salah satu daya tarik utama Asakusa adalah Kuil Senso-ji, atau dikenal juga dengan nama Asakusa Kannon, kuil Buddha yang dibangun pada abad ke-7. Kuil ini dianggap tetap sebagai kuil tertua di Jepang, meski kuil ini adalah hasil rekonstruksi kuil yang telah hancur pada perang dunia kedua. Di kuil inilah Anda bisa melihat Lampion Merah Besar yang terkenal itu. Saat menjelaskan soal kuil, hal menarik disampaikan oleh guide kami, banyak orang Jepang yang tidak lagi memikirkan soal agama, banyak yang menikah dengan ritual agama-agama lain, namun saat meninggal mereka seperti otomatis kembali menjadi seorang Budha, karena jenasahnya disemayamkan dan didoakan dengan ritual agama Budha. Selain kuil Senso-ji ada juga Kuil Sanja-sama atau Asakusa Shrine. Kuil ini menjadi pusat Festival Sanja Matsuri. Festival yang mengundang ribuan turis setiap tahun. Festival ini digelar pada akhir pekan (Jumat sampai Minggu) pada pertengahan bulan Mei. Selain parade di sekitar kuil, festival ini juga menawarkan aneka pertunjukan musik dan tarian tradisional. Saat menuju kuil, turis akan menjumpai Kaminarimon atau Gerbang Halilintar. Ini adalah gerbang pertama dari dua gerbang pintu masuk besar yang mengarah ke Kuil Sensoji. Gerbang ini dibangun lebih dari 1.000 tahun yang lalu, dan dianggap sebagai simbol dari Distrik Asakusa. Untuk menuju kuil, para turis biasa melalui jalur Nakamise, Pusat Oleh-oleh yang sudah ada selama berabad-abad. Sepanjang jalur ini, tersedia berbagai snack lokal-tradisional dan souvenir khas Jepang. Kebetulan, rombongan menginap di sebuah hotel di kawasan Shinagawa, tepat di belakang stasiun Shinagawa. Setelah berjalan kaki 25 menit dari hotel, kami sampai di Kuil Sensoji. Untuk lebih merasakan nuansa rekreasi,  banyak turis menyewa Jinrikisha, kendaraan mirip becak yang ditarik manusia. Untuk jasa  tur 30 menit untuk dua orang biayanya sekitar 9.000 yen. Itu bukan harga pas, seperti halnya jasa tukang becak di tanah air, para turis juga tawar-menawar dengan penarik Jinrikhisa. Banyak juga yang menyewa untuk jalur yang lebih jauh atau dekat mengelilingi Asakusa. Kami juga sempat mendatangi Taman Hiburan Hanayashiki. Taman ini dianggap sebagai taman hiburan pertama di Jepang. Awalnya taman ini dibuka sebagai taman bunga pada tahun 1853. Namun kemudian Taman Hiburan Hanayashiki menjadi pusat hiburan dengan berbagai wahana, antara lain sebuah teater 3-D, Rumah Hantu, Atraksi Ninja Teater Hanayashi-za, roller coaster tertua di Jepang, plaza game, toko oleh-oleh, dan banyak lagi. Taman Hiburan Hanayashiki juga dikenal karena mitos jembatannya. Orang menyebutnya sebagai \"Jembatan Kebahagiaan\". Kabarnya, keinginan seseorang akan terwujud jika ia dapat menyeberangi jembatan tanpa melihat ke belakang. Dan jika masih punya waktu, jalanlah ke Kappabashi Dougu, 10 menit berjalan kaki dari Asakusa, ada beberapa toko-toko khusus di mana Anda dapat membeli pisau dapur berkualitas tinggi. Pisau Jepang yang dijual di Kappabashi mendunia karena kualitasnya. Para turis banyak yang membeli satu paket pisau dengan batu asah dan pernak pernik alat untuk merawat pisau. Bagi penyuka jajanan manis, Asakusa juga merupakan tempat untuk memanjakan lidah dengan jajanan tradisional Jepang. Ada beberapa toko yang sudah sangat terkenal, misalnya Chibaya yang terletak di 3-9-10 Asakusa Taito-ku. Toko ini menjual Daigaku Imo, yang terbuat dari ubi jalar goreng yang telah dicampur molase manis dan kadang-kadang ditaburi dengan beberapa biji wijen hitam. Ada juga Kamejyuu di 2-18-11 kota Kaminarimon Taito-ku, toko kue ini terkenal karena dorayaki, seperti adonan pancake yang dipanggang dengan pasta kacang. Toko ini sudah 90 tahun membuat 3.000 dorayakis setiap hari. Selain karena sudah terkenal, tak salah Daihatsu motor membawa rombongan ke Asakusa. Karena dalam 3 jam saja, kami bisa melihat dan menikmati beragam corak kebudayaan Jepang. Lokasi yang mungkin layak anda kunjungi jika nanti anda berkunjung ke Jepang. (*/bersambung)  

Tags :
Kategori :

Terkait