Melihat Dari Dekat Tradisi Panjang Industri Otomotif Dunia, Tokyo Motor Show (3-Habis)

Sabtu 31-10-2015,19:27 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Kamakura: Dari Samurai, Kuil, sampai Komik Manga Kunjungan hari ketiga (29/10) rombongan kami diboyong ke Kamakura, sebuah kota pesisir di Prefektur (wilayah kewenangan) Kanagawa. Kami tiba setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam ke sebelah selatan Tokyo. Imam Taufan Nugroho, Jepang DARI referensi yang saya dapat, Kamakura adalah pusat politik Jepang abad 12 di bawah pimpinan Minamoto Yoritomo. Ksatria Samurai ternama itu memilih kota ini sebagai pusat pemerintahan militer yang diproklamirkan pada tahun 1192. Pemerintahan itu terus memerintah Jepang selama lebih dari satu abad. Pertama di bawah Shogun Minamoto dan dilanjutkan Bupati Hojo. Bahkan setelah penurunan pemerintah Kamakura di abad ke-14 dan pembentukan pemerintahan Muromachi atau pemerintah Ashikaga di Kyoto, Kamakura tetap menjadi pusat politik Jepang Timur untuk beberapa waktu sebelum posisinya secara administratif  dipindahkan ke kota-kota lain. Pemerintah Samurai Minamoto Yoritomo yang menandai dimulainya era baru Jepang pada abad 12 dianggap telah melahirkan budaya samurai di Kamakura, dan kehadirannya sangat memengaruhi budaya Jepang hingga saat ini. “Melalui kerja sama antara Prefektur Kanagawa, Kota Yokohama, Kota Kamakura dan Kota Zushi, Kamakurakini tercantum dalam daftar Warisan Dunia UNESCO sebagai Home of the Samurai (Rumah Para Samurai)”, jelas pemandu kami. Dari referensi tentang kota ini di masa lampau, saya membayangkan kota yang kaku dengan barisan Ksatria Samurai yang seram. Namun saat saya tiba, kesan itu hilang seketika. Kamakura adalah sebuah kota kecil di wilayah pesisir dengan banyak kuil dan penduduk yang ramah. “Banyak orang mengatakan dan mengannggap kota kami ini disebut Kyoto-nya Jepang Timur,” kata Ichiko Watanabe (47), salah seorang pemilik kedai dengan penyampaian yang akrab meski kami baru saling kenal. Ichiko menambahkan, saat musim panas banyak turis domestik datang untuk menikmati suasana pantai Kamakura. “Terkadang jumlah turis seolah terlalu ramai untuk kota kami,” imbuhnya. Namun saat kami tiba, rupanya Kamakura sedang sepi dari kunjungan turis luar negeri. Sementara anak-anak sekolah sudah terbiasa berkegiatan di sekitar lokasi turis untuk praktik bahasa Inggris dengan turis asing. Akibatnya kami pun jadi sasaran cecaran aneka pertanyaan mereka dalam bahasa Inggris. Kunjungan kami  ke kota ini diselingi dengan kegiatan test drive kendaraan terbaru buatan Daihatsu. Sebelum kemudian kami diajak keliling melihat kuil di sekitar kota. Kamakura menawarkan berbagai kuil sebagai daya tariknya. Tsurugaoka Hachimangu adalah kuil Kamakura yang paling penting. Ini didirikan oleh Minamoto Yoriyoshi di 1063, pada tahun 1180 Minamoto Yoritomo, pendiri dan shogun pertama dari pemerintahan Kamakura, memperbesar dan memoles kuil menjadi lebih megah. “Kuil didedikasikan untuk Hachiman, dewa pelindung dari keluarga Minamoto dan samurai pada umumnya,” kata pemandu kami. Di kuil Tsurugaoka Hachimangu ini pula roh-roh para Kaisar Ojin Kuno di-dewa-kan sebagai Hachiman, dan di kuil ini pula Hime-gami serta Permaisuri Jingu diabadikan para pemujanya. Kuil Tsurugaoka Hachimangu dapat dicapai dari Stasiun Kamakura lewat pasar jajanan dan oleh-oleh Komachi-dori, atau dengan menyusuri Dankazura, jalur pejalan kaki di pusat Wakamiya Oji, jalur ini banyak dipilih karena bernuansa alami dengan ratusan pohon ceri. Kedua rute ke kuil memakan waktu sekitar 10-15 menit. Kami mengakses kuil melalui jalur yang kedua, sepanjang perjalanan kami juga melintasi beberapa gerbang gapuraTorii. Saya sangat tertarik dengan ruang utama kuil yang disebut Hongu atau Jogu berada di teras di puncak undakan yang berukuran lebar. Di ruang utama itu terdapat museum kuil kecil, yang menampilkan berbagai harta milik kuil, seperti pedang, masker dan dokumen kuno. Di dasar tangga berdiri Maiden, panggung untuk pertunjukan tari dan musik. Di lokasi tersebut terdapat pula Kuil Wakamiya, sebuah kuil sekunder di sebelah kanan tangga dan berbagai bangunan tambahan lainnya. Berbagai acara diadakan di kuil sepanjang tahun. Selama liburan Tahun Baru, Tsurugaoka Hachimangu bisa dikunjungi dua juta pengunjung. “Itu karena kuil ini dianggap sebagai salah satu tempat suci yang paling populer untuk ritual hatsum?de (kunjungan ke kuil di awal tahun),” kata seorang turis bernama Ryuzo Sakurai (55), yang hari itu datang ke Kamamura bersama keluarganya. Ia juga mengajak agar saya datang lagi di tahun depan, karena pada pertengahan April dan September, digelar festival panahan kuda (Yabusame) di sepanjang jalan utama menuju ke kuil. Salah satu daya tarik Kamakura lainnya adalah The Great Buddha of Kamakura (Kamakura Daibutsu).  Yaitu situs patung perunggu Buddha Amida di kuil Kotokuin. Dengan ketinggian 13,35 meter, patung Budha ini menjadi Patung Budha Perunggu tertinggi kedua di Jepang, hanya dilampaui oleh patung di Kuil Todaiji Nara. Awalnya Kamakura Daibutsu terletak ada di dalam ruang kuil, sejak pembuatannya pada tahun 1251. Namun serangkaian topan dan gelombang pasang melanda dan merusak bangunan kuil ini antara abad 14 dan 15. Dan sejak 1495, patung Sang Buddha telah terletak di udara terbuka. The Great Buddha terletak 5-10 menit berjalan kaki dari Stasiun Hase, stasiun ketiga dari Kamakura sepanjang jalur kereta api Enoden, semacam kereta trem yang menghubungkan Kamakura dengan Enoshima dan Fujisawa. Stasiun terminal di Kamakura terletak persis di samping stasiun JR Kamakura. Setalah berkeliling kota dan menikmati pemandangan yang ada, pemandu kami bertanya “Apakah Anda pernah membaca komik manga \"Slamdunk\"?, cerita SMA Enoshima dan Kamakura?” katanya berturutan. Ternyata komik Manga itu memang terinspirasi oleh anak-anak SMA di Kota ini. Selanjutnya rombongan kami menuju kota Yokohama untuk menghadiri Jamuan makan malam oleh Daihatsu Motor Company Jepang, sekaligus bermalam di Kota Yokohama. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait