3 Korban Luka Sambaran Petir Masih Dirawat Intensif

Minggu 08-11-2015,11:32 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

KUNINGAN - Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Kuningan, kemarin siang (7/11), menelan korban jiwa. Empat orang yang tengah kamping di bumi perkemahan Ipukan, Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, tewas setelah tersambar petir sekitar pukul 12.30. Korban luka dalam musibah ini tercatat sebanyak tiga orang, dan kini masih menjalani perewatan intensif di RS Sekar Kamulyan, Cigugur. Keempat korban yang meninggal itu berstatus pelajar dua orang, dan dua lagi pembinanya. Kedua pelajar nahas yang tewas tersambar petir itu adalah Dean Andika (15) dan Andrian (14). Keduanya tercatat sebagai siswa SMAN 1 Jamblang, Kabupaten Cirebon. Dua korban lainnya yakni Arif Budyianto (24), dan Arif Budiman (25), alumni dan juga panitia. Tiga korban yang mengalami luka dan mendapat perawatan medis di RS Sekar Kamulyan, Cigugur yaitu Farhat dari UMC, Nurhalizah (17) dan Annisa (16), keduanya siswi SMAN 1 Jamblang. Para korban yang mengalami luka itu mendapat perawatan observasi di UGD RS Sekar Kamulyan. Informasi yang diperoleh Radar, tujuh pelajar asal SMAN 1 Jamblang, Kabupaten Cirebon itu datang di bumi perkemahan Ipukan bersama lima panitia dan satu pembimbingnya, sejak Jumat sore (6/11). Mereka kemudian mendirikan dua buah tenda di lokasi tersebut. Sabtu pagi, satu rombongan dari Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) yang berjumlah 40 orang juga datang ke Ipukan, Palutungan. Rencananya, kegiatan kemping tersebut akan berlangsung hingga hari Minggu. Menurut keterangan beberapa peserta kemah, kejadian tersebut berlangsung sangat cepat. Ketika itu, hujan turun deras disertai suara petir yang memekakkan telinga. “Dari pagi sampai siang, cuaca cukup mendukung. Hanya saja setelah Dhuhur, langit mulai gelap kemudian disusul turunnya hujan. Terdengar juga suara petir yang saling sambar. Begitu hujan deras turun, kami langsung masuk ke dalam tenda karena takut tersambar petir,” tutur beberapa peserta kemah dengan suara gemetaran. Hujan yang turun sangat deras membuat tenda bocor. Lantas salah seorang peserta berinisiatif membetulkannya dengan cara naik ke atas tenda. Mendadak terdengar suara menggelegar disusul tumbangnya beberapa penghuni tenda dengan luka gosong. “Saat kejadian, salah satu dari kami ada yang sedang membenarkan bagian atas tenda yang bocor. Saat itulah terdengar suara petir yang kemudian menyambar peserta kemah. Kejadiannya sangat cepat, dan di luar dugaan,” ujar Wawan, salah seorang Pembina. Setelah dicek, diketahui ada tujuh orang yang tersambar petir. Tiga meninggal di lokasi kejadian, dan satu korban lainnya yang juga diduga meninggal di tempat, sempat dibawa ke RS Sekar Kamulyan, bersama tiga korban luka ringan lainnya. “Para korban diketahui tersambar petir ketika tengah berada di dalam tenda. Kami langsung melakukan evakuasi, dan meminta pertolongan dari warga. Para korban langsung dibawa ke rumah sakit. Ada empat yang meninggal, sedangkan tiga lainnya mengalami luka bakar di kaki dan tubuh akibat sambaran petir,” tambah Rahmat, mahasiswa UMC. Rahmat menerangkan, satu korban luka bernama Farhat tersambar petir saat tengah melaksanakan salat Dhuhur. Petir itu menyambar kaki Farhat. “Kalau kejadian detailnya saya tidak tahu. Sebab peristiwa itu berlangsung sangat cepat. Semua korban dibawa ke rumah sakit,” ujarnya. Tak berapa lama, warga setempat dan petugas dari Polsek Cigugur serta tim identifikasi Polres Kuningan datang ke lokasi kejadian. Petugas kemudian melakukan pemeriksaan di tempat kejadian. Kapolres Kuningan, AKBP Joni Iskandar SIK melalui Kasat Reskrim, Iptu Fandy Setiawan membenarkan kejadian tersebut. “Ya ada empat orang yang meninggal akibat tersambar petir. Mereka tengah melakukan kemping di Palutungan. Para korban yang meninggal semuanya dari SMAN 1 Jamblang, Kabupaten Cirebon,” jelas Fandy. Untuk para korban yang terluka, sambung dia, mendapat perawatan intensif dari pihak rumah sakit. “Dari hasil pemeriksaan di lapangan dan keterangan para saksi, ketiga korban meninggal di lokasi kejadian lantaran luka bakarnya sangat parah. Satu lagi diduga juga meninggal di tempat, namun sempat dibawa ke rumah sakit. Tapi kemungkinan korban yang dibawa ke rumah sakit itu sudah meninggal di tempat. Kami sudah meminta keterangan dari panitia dan peserta kemah yang selamat,” sebut dia. Fandy menerangkan, peserta kemah yang berasal dari SMAN 1 Jamblang sebanyak 13 orang. Tujuh di antaranya siswa, lima panitia dan satu pembimbing. Di tempat yang sama, rombongan dari UMC juga menggelar kemah dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang. “Dari keterangan panitia, mereka menjadwalkan kemah di lokasi ini sampai hari Minggu. Namun dengan adanya musibah ini, mereka langsung pulang lebih awal dari rencana semula. Dalam kejadian ini tidak ada tersangka yang kami tetapkan, karena murni musibah. Meski begitu, kami tetap akan meminta keterangan dari panitia dan pembinanya,” tegas perwira muda murah senyum tersebut. Iding, dari Badan Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) menyatakan, para peserta kemah sudah mengajukan permohonan izin untuk berkemah di Ipukan. Dalam surat itu disebutkan jika perkemahan akan berlangsung hingga Minggu. “Yang rombongan dari SMAN 1 Jamblang datang hari Jumat sore dan mendirikan tenda di Ipukan. Esok harinya atau hari Sabtu, datang rombongan dari UMC dengan tujuan yang sama,” terangnya. (ags)  

Tags :
Kategori :

Terkait