Lihat Ayahnya Penuh Darah di Kolong Bus

Senin 13-02-2012,02:33 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON – Ica Nuranisa (6), salah satu korban tabrakan motor dengan bus di Kadipaten sudah mulai membaik kondisinya. Saat ini, Ica dirawat di RS Mitra Plumbon. Dokter dari RS Mitra sudah memberikan penanganan dan diagnosa terhadap Ica, hasilnya, selain luka memar, Ica patah tulang lengan tulang atas tangan kiri. Namun, kondisi itu tidak mengancam keselamatan nyawanya. Saat ini, konidisi Ica sudah mulai stabil. Menurut dokter Aditya Pratama, Ica datang diantar keluarganya dengan luka memar di kepala dan luka lecet. “Yang lumayan parah di tangan bagian atas dengan kondisi tulang tangan patah. Meski patah, tetapi tertutup (tulang tidak terlihat atau keluar),” terang dokter yang menangani Ica ini. Selain yang disebutkan, Adit tidak melihat adanya luka lain yang mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan nyawa bocah 6 tahun itu. Tindakan medis kedepan, ujarnya, sementara tim di Unit Gawat Darurat (UGD) telah memasang spalek agar tulang yang patah itu tidak bergerak. Selain itu, lanjut dokter Adit, untuk mengurangi rasa nyeri yang diderita Ica, ia sudah memberikan antibiotic. Selanjutnya, kata Adit, penanganan Ica akan tergantung kepada putusan yang diambil dari dokter bedah tulang. Dokter RS Mitra Plumbon, kata Adit, ada kemungkinan akan melakukan operasi terhadap Ica yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Kadipaten itu. Meskipun demikian, ia dan tim dokter lain akan melihat perkembangan dari pasien. Berdasarkan catatannya, Ica masuk ke RS Mitra Plumbon, Minggu (12/2) jam 15.00 dengan diantar keluarga sendiri. Artinya, pihak Kepolisian maupun rumah sakit di Kadipaten. Sementara hasil dari diagnosa terhadap pasien yang bernama lengkap Ica Nuranisa itu adalah MHI dengan cocstacteurfemeur yang sinistra. “Artinya cedera kepala ringan dengan patah tulang tertutup, lengan tulang atas,” terangnya kepada Radar saat ditemui diruang UGD RS Mitra Plumbon, Minggu (12/2). Namun, lanjutnya, sakit dan luka yang diderita Ica tidak mengancam nyawa gadil kecil berambut pendek itu. Sementara, bibi dari pasein Ice, Lili (42) menceritakan bahwa saat itu Ica bersama ayah dan kakaknya hendak menuju salah satu supermarket yang ada di dekat rumahnya. Ketiganya mengendarai sepeda motor yang disetir oleh ayahnya, Jaja Mujahid. Sampai di sekitar jembatan Ciputis Kadipaten, lanjut Lili, motor yang dikendarai ketiga orang itu terserempet mobil bus dan membuat oleng motor itu. Bahkan, atas kecelakaan tersebut, ayah Ica meninggal di bawah kolong bus itu. “Tadi Ica menceritakan kepada saya, katanya, Ica melihat sendiri ayahnya berada di kolong bus dengan darah yang mengalir deras dari tubuh ayahnya,” ucap Lili mengutip cerita Ica kepadanya sesaat sebelum Ica tertidur. Saat ini, lanjutnya, Ica sudah mengetahui ayahnya meninggal dan sudah dimakamkan. Namun, sebagai anak yang tegar, Ica tidak menangis saat mengetahui hal itu. Bahkan, Ica juga tidak menangis maupun mengeluh saat ia mengetahui kondisi tubuhnya yang sudah penuh luka. “Dia anak yang tegar,” jawab Lili saat ditanya Radar kenapa Ica tidak menangis saat mengetahui ayahnya meninggal. Ibunda Ica, Kaniya, saat ini sedang berduka di rumahnya. Sedangkan kakak Ica yang bernama Safika (13) sudah dirawat di RS Cideres Kadipaten. “Tapi nanti malam katanya akan dibawa kesini (RS Mitra Plimbon). Karena Ica enggak mau berjauhan dengan kakaknya itu,” ujar Lili saat ditemui Radar di kamar 307 RS Mitra Plumbon, Minggu malam (12/2).  (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait