Jangan Takut Datangi Bulog

Kamis 16-02-2012,01:48 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Siap Serap Gabah dan Beras Petani CIREBON – Perum Bulog Sub Drive Cirebon siap menyerap gabah dan beras petani di wilayah Cirebon. Berdasarkan Instruksi Presiden tahun 2009, Bulog diharuskan menyerap gabah kering giling Public Servic Obligation (PSO) dari petani dengan harga Rp4300/kg, sedangkan berasnya dihargai Rp6500/kg. Kepala Sub Drive Perum Bulog Cirebon, Benheur Ngakimi mengatakan bahwa saat ini Bulog mencari pola kemitraan yang baik dengan masyarakat. Untuk itu, ia beserta jajarannya akan terus berkoordinasi dengan petani dan kelompok tani. “Kita ingin mencari solusi,” ucapnya kepada Radar di Desa Tangkil, Susukan, Rabu (15/2). Ia mempersilakan para petani dan Gapoktan untuk mendatangi Bulog dan menjual gabah maupun berasnya kepada Bulog. Saat ini, lanjutnya, petani masih menilai kesan “angker” dari wajah Bulog. Padahal, Bulog justru mengharapkan petani untuk bekerja sama. “Kalau ada yang masih dipersulit untuk menjadi mitra Bulog, lapor saja ke saya,” ucapnya. Hal sama disampaikan Kepala Bulog Drive Jawa barat, Usep Karyana. Ia melihat peluang besar untuk melepaskan jerat beras impor yang masih dilakukan Indonesia. Usep mengharapkan peran aktif petani dan gapoktan untuk membantu pemerintah dari bayang-bayang beras impor. Pasalnya, Cirebon merupakan salah satu daerah lumbung padi di Jawa Barat. Apabila petani dan gapoktan dapat berperan aktif, Usep optimis target 2,5 juta ton untuk Jawa barat dapat terpenuhi. “Kita harus jadi wilayah yang berswasembada,” terangnya. Menurutnya, apabila di tahun 2012 dapat dihasilkan 650 ribu ton, maka ia akan mengajukan kepada Menteri Pertanian untuk menolak impor. “Karena itu angka surplus,” jelasnya. Meskipun optimis, Usep menekankan kepada Bulog Sub Drive Cirebon agar melakukan langkah terpadu dengan mengkondisikan permasalahan petani dan mencarikan jalan keluar yang baik. Usep menegaskan, Bulog akan membeli gabah kering giling dari petani sebesar Rp4300/kg dan beras Rp6500/kg tanpa melihat musim. Artinya, baik musim hujau, kemarau maupun musim panen, harga tersebut tetap menjadi patokan Bulog. “kecuali Bulog jemput bola ke petani, akan ada biaya tambahan yang wajar. Tapi kalau mengantarkan sendiri ke gudang Bulog terdekat, harga 4300 untuk gabah dan 6500 untuk beras tetap berlaku. Sementara ketua KTNA, Jaya Taram menerangkan bahwa petani diwilayah pantura dan sekitarnya selalu mengalami masalah dengan pertanian. Mulai dari kekurangan air saat kemarau, sampai susahnya menjual gabah dan beras dengan harga pantas. “Mereka biasanya menanam tiga kali, panen sekali,” ujarnya saat mendampingi kunjungan on farm Bulog Sub Drive Jawa Barat. Tahun 2012 ini, KTNA yang membawahi hampir seluruh gapoktan di Cirebon, menargetkan akan memanen 6,5 ton/hektare. Sebelumnya, di tahun 2011 petani di Kabupaten Cirebon hanya mampu memanen 4 sampai 5 ton gabah saja. “Itu berdasarkan info dari Kepala Dinas pertanian Cirebon saat saya rapat dengan beliau,” terangnya. Ia berharap Bulog mau membeli gabah dan beras petani dengan harga yang telah ditetapkan. Kusdi, petani blok Pucul mendil Desa Tangkil Susukan mengaku mengalami masalah penjualan saat panen di musim kemarau. Bahkan, ia sampai menjual gabahnya dengan harga Rp2500/kg dari harga resmi Rp4300/kg. Hal ini terpaksa ia lakukan karena tidak memiliki jaringan untuk menjual ke Bulog. “Saya menanam dengan jenis padi Mikongga. Dibanding tahun lalu, ini lebih bagus,” ucapnya. Ia berharap saat panen nanti, gabah yang dihasilkan berkualitas baik dan dapat diterima Bulog. (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait