Kaleidoskop Kriminalitas dan Laka Lantas 2015
Angka kriminalitas yang terjadi di wilayah hukum Polres Indramayu tahun ini menurun dibandingkan dengan tahun 2014. Namun untuk kecelakaan lalu lintas, tahun ini mengalami peningkatan cukup signifikan.
MENINGKATNYA kecelakaan lalu lintas menjadi indikator masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap safety riding. Faktor keamanan berkendara seringkali disalah artikan hanya pada part kendaraan yang digunakan. Padahal, ada faktor lain seperti human error dan kelengkapan administrasi kendaran maupun pengemudinya.
Peningkatan kecelakaan lalu lintas juga ada kontribusi dari keberadaan Tol Cikopo Palimanan (Cipali) di mana titik rawan di seksi IV Cikedung-Kertajati sepanjang 17,66 km.
Sejak pertama kali dibuka hingga minggu kelima bulan Desember 2015, telah terjadi 15 kali kecelakaan di ruas Tol Cipali yang berada di wilayah Kabupaten Indramayu. Sementara korban tewas akibat kecelakaan tersebut sebanyak 25 orang, 13 orang mengalami luka berat dan 38 orang mengalami luka ringan.
Kapolres Indramayu, AKBP Wijonarko SIK MSi menjelaskan, sebagian besar kecelakaan yang terjadi di Jalan Tol Cipali disebabkan human error. Pengemudi kerap mengantuk dan hilang kendali saat kendaraan berada pada kecepatan tinggi. Kondisi Tol Cipali yang masih baru dan mulus, membuat banyak pengemudi terlena.
Kejadian paling parah adalah kecelakaan maut yang mengakibatkan 11 orang tewas di Jalan Tol Cipali km 137 lajur satu. Penyebab kecelakaan itu diduga karena sopir mengantuk.
Sementara bila dihitung sejak pengoperasian Tol Cipali pada 14 Juni sampai Desember 2015 sudah ada 88 kejadian. Dari 88 kejadian itu, 34 kecelakaan terjadi di Jalur A (Cikopo-Palimanan), sedangkan di Jalur B (Palimanan-Cikopo), tercatat sebanyak 54 kejadian.
Setidaknya 53 kasus kecelakaan di Tol Cipali diakibatkan kondisi sopir yang mengantuk. Jam rawan kecelakaan di Tol Cipali mulai pukul 00.00 sampai pukul 06.00 WIB, sebanyak 34 kasus kecelakaan terjadi di antara jam tersebut.
Wilayah rawan kecelakaan di Tol Cipali di jalur A ada di KM 166 sampai 175, wilayah hukum Polres Majalengka Kemudian 138-159 di wilayah Polres Indramayu. Di jalur B ada di KM 76 sampai 85, wilayah hukum Polres Purwakarta. Total korban meninggal di kedua jalur itu, berjumlah 33 orang. Sedangkan korban luka, yakni 17 orang mengalami luka berat dan 92 orang mengalami luka ringan.
Secara keseluruhan, Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Indramayu mencatat 1.098 kasus kecelakaan dengan jumlah korban meninggal dunia 255 orang. Sementara tahun 2014, sebanyak 991 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 387 orang.
Kemudian untuk korban luka berat pada tahun 2014 sebanyak 132 orang dan tahun 2015 hanya 56 orang. Untuk korban luka ringan, tahun 2014 ada 1.445 orang dan tahun 2015 sebanyak 1.866 orang. Adapun besarnya kerugian materil akibat laklaantas pada tahun 2014 mencapai Rp2,307 miliar dan tahun 2015 sebesar Rp2,288 miliar.
“Tahun 2015 kasus kecelakaan lalu lintas meningkat, namun korban yang meninggal dunia jumlahnya sedikit, dibandingkan tahun 2014,” ujar mantan kapolres Tasikmalaya tersebut didampingi Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Kompol Gotam Hidayat.
Dari rentetan kejadian kecelakaan lalu lintas pada tahun ini yang paling menonjol terjadi di Tol Cipali. Sebab, kecelakaan di tol rata-rata merenggut korban lebih dari satu orang. Di jalur pantura juga tidak kalah menonjol. Mirip dengan kejadian di Tol Cipali, sejumlah kecelakaan di Jalur Pantura juga disebabkan sopir mengantuk.
Rata-rata pengemudi ngantuk dan kendaraannya tidak bisa dikendalikan sehingga menabrakan pembatas jalan dan rumah penduduk. Pola kecelakaan juga terjadi di jam rawan tengah malam hingga pagi hari.
Berbanding terbalik dengan angka kecelakaan yang meningkat, kriminalitas mengalami penurunan. Tahun ini, tercatat 855 kasus, sementara tahun 2014 sebanyak 1.034 kasus.
Jumlah tindak pidana (JTP) pada kasus perkara kriminal tersebut setengahnya sudah dilakukan penyelesaian. Untuk jumlah penyelesaian tindak pidana (JPTP) tahun 2015, dari Januari hingga Desember mengalami penurunan sebanyak 21 persen, yaitu dengan jumlah 179 kasus. Sementara tahun 2014 terjadi 193 kasus.
Wijonarko mengatakan, menurunnya angka kriminalitas merupakan keberhasilan anggota menjalankan fungsi preventif dan juga peran aktif masyarakat yang menjaga keamanan lingkungannya. Wilayah Indramayu yang sebegitu luasnya, tentu tidak mungkin bisa di-cover menyeluruh oleh petugas kepolisian. Di sinilah peran penting masyarakat menjalankan fungsinya dan berperan aktif.
Peran masyarakat begitu terasa saat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Indramayu. Nyaris tidak ada gesekan antar pendukung dan suasana sebelum hingga sesudah pilkada begitu kondusif. Kondusivitas di tengah situasi politik yang tengah hangat-hangatnya merupakan bukti kedewasaan masyarakat dan peran aktif menjaga keamanan lingkungan.
Dalam upaya menekan angka kriminalitas, jajaran Polres Indramayu gencar melakukan berbagai kegiatan, diantaranya menggelar razia atau operasi, seperti penyakit masyarakat, sadar lodaya, balak lodaya, operasi atau razia kendaraan dan lain lain. Kegiatan ini dilakukan secara simultan, terpadu dan tepat sasaran.
sepanjang tahun 2015, Polres Indramayu berhasil menyita 14.581 botol minuman keras (miras), 15.410 liter tuak dan ciu, 11,9 kg ganja, 74,8 gr sabu, 10.728 butir pil dekstro, 1,7 juta butir petasan, 55 buah knalpot bising, 46 buah mesin judi jackpot dan 11.240 keping DVD bajakan. Pemusnahan barang bukti tersebut telah dilakukan pada tanggal 19 Juni dan 6 Desember 2015. (oet/kom)