SURABAYA– Visi poros maritim dunia menunjukkan realisasi. Salah satunya melalui produk galangan kapal dalam negeri, PT PAL Surabaya. Kemarin (18/1) BUMN yang berkantor dan memiliki bengkel di Tanjung Perak, Surabaya, itu meluncurkan dua produk kapal perang anyar. Masing-masing satu strategic sealift vessel (SSV) 1 pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Filipina dan satu kapal perusak kawal rudal (PKR) 1 orderan Kemenhan RI. Dua kapal perang beda tipe tersebut merupakan produksi pertama PT PAL di tipenya. SSV mirip dengan dua kapal RI (KRI) jenis landing platform dock (LPD), KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh. Bedanya, SSV didesain multifungsi dengan dimensi lebih pendek daripada tipe LPD. Sedangkan PKR merupakan turunan empat KRI kombatan (tempur utama) korvet kelas SIGMA (ship integrated geometrical modularity approach) buatan Belanda. “Hari bersejarah, pertama kali bangsa ini ekspor kapal perang,” seru Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli di bibir dok Semarang Divisi Kapal Niaga PT PAL, Ujung, Surabaya, kemarin. Tiga acara dikemas dalam satu rangkaian. Selain peluncuran dua kapal perang, Kemenhan Filipina turut dalam dua acara lain. Yakni peletakan lunas SSV 2 dan pemberian nama SSV 1, Tarlac. Nama kapal perang itu merujuk salah satu provinsi di Luzon Tengah. Dengan wajah semringah, Rizal memuji keberhasilan program korvet nasional. Dia menyatakan bangga atas galangan kapal yang berdiri sejak 1939 itu. Galangan yang dulu bernama Penataran Angkatan Laut tersebut memenangi tender terbuka melawan belasan negara. Sejatinya, bukan hanya PAL yang terlibat dalam pembangunan kapal ekspor maupun kapal perang dalam negeri. Sedikitnya ada sepuluh industri nasional. Antara lain PT Krakatau Steel dan PT Garuda Raja Paksi dalam pengadaan pelat baja, PT Pupuk Kaltim (steel casting), PT Maspion dan Indalex (celling, lining, dan floring). Kemudian PT Mastradra Surya (mebel), PT Inka (toilet), serta PT Tadakara dan PT Guna Elektro (switch board dan distribution board). Selain itu PT Pindad (steering gear dan windlass), PT Barata (pengadaan jangkar), serta PT Texmaco dan PT Pindad (alternator). Rizal menambahkan, launching dua kapal perang kemarin hendaknya menjadi momen kebangkitan Indonesia. Bangsa ini punya keunggulan dalam membangun seperti mahakarya Candi Borobubur. Termasuk dalam industri perkapalan. “Jepang dulu merajai bisnis ini kisaran 1970. Kemudian 1980-an pindah ke Korsel. Lantaran harga yang mahal, kini mulai pindah ke Vietnam dan Indonesia,” imbuh mantan aktivis asal Padang tersebut. Di tempat yang sama, Menhan Filipina Voltaire T. Gazmin mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam menyukseskan pembuatan kapal perang pesanannya. ”PT PAL Indonesia dapat memenuhi pesanan kami dengan baik untuk melengkapi kapal perang yang sudah ada,” ujar Voltaire. Pihaknya menaruh perhatian lebih dengan memesan langsung dua unit. ”Kami percaya Indonesia karena berbagai pengalaman memproduksi kapal,” imbuh dia. Menhan RI Ryamizard Ryacudu yang menyempatkan memantau perkembangan ke galangan menyatakan, pembuatan kapal tidak hanya tepat waktu. ”Produksi kapal bisa selesai 2-3 minggu. Dengan begitu, masih ada waktu untuk menyempurnakan kekurangan,” tutur KSAD era Presiden Megawati Soekarnoputri itu. (sep/c9/agm)
Ekspor Perdana, PAL Luncurkan Pesanan Filipina
Selasa 19-01-2016,10:41 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :