Liverpool vs Manchester United, Demi Gengsi

Kamis 10-03-2016,08:43 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Setidaknya, publik masih ingat 11 Februari 2012, dengan aksi Patrice Evra yang menolak berjabat tangan Luis Suarez, bahkan memprovokasi Suarez dengan berselebrasi di depannya, sebagai balasan atas penghinaan rasialis yang dilakukan Suarez terhadap Evra Setelah itu, praktis tidak banyak aksi-aksi historis kedua klub dalam tiga tahun terakhir. Nah, rivalitas itu bisa kembali panas setelah Liverpool dan United bertemu kali pertama di Eropa dalam leg pertama babak 16 Besar Europa League di Anfield, dini hari nanti. Panas harus diberi tanda kutip karena berkaitan dengan reputasi mereka sebagai klub dengan gelar Eropa terbanyak di negeri Ratu Elizabeth tersebut. Manajer United, Louis van Gaal, menolak jika dikatakan bahwa laga ini penuh dengan gengsi. ”Sebab, masa itu sudah lama berlalu,” kata Van Gaal seperti dilansir Daily Mail. ”Kalau gengsi, tentunya kami harusnya bermain di Liga Champions, bukan di Europa League” tuturnya. Biar begitu, Van Gaal mengatakan dirinya sudah mempersiapkan skuad terbaik saat menantang Liverpool di Anfield. Ada dua hal yang menjadi faktor terkuat mengapa Van Gaal bisa menjinakkan Liverpool nanti. Pertama, sepanjang lima kali pertemuannya dengan pelatih Liverpool, Juergen Klopp, Van Gaal meraih tiga kemenangan dan dua kali kalah. Kemenangan ketiga Van Gaal didapat saat menekuk The Reds, julukan Liverpool, di ajang Premier League 17 Januari lalu. Selain itu, rekor Liverpool saat bentrok dengan sesama tim Inggris di kompetisi Eropa juga tidaklah menggembirakan. Dari 16 pertandingan, Liverpool hanya bisa meraih empat kemenangan. Sedangkan sisanya adalah tujuh kali imbang dan lima kalah. Belum lagi ditambah dengan fakta sejak Tulip Besi, julukan Van Gaal, membesut United, Liverpool selalu menjadi pecundang dalam empat pertemuannya. Namun, Van Gaal mengatakan bahwa statistik positif itu tidak bisa dijadikan dasar bahwa timnya bisa menang dari Liverpool. Sebab, di Europa League, Liverpool boleh dikatakan membusungkan dada. Selain tiga trofi yang mereka koleksi saat ajang itu masih bernama Piala UEFA, musim ini, Liverpool juga menuai hasil yang cukup positif. Mereka belum terkalahkan pada delapan pertandingan terakhir. Selain itu, sejak musim 2012/2013, Liverpool belum menemui kekalahan di setiap partai home dengan mengemas statistik lima kemenangan dan tiga kali seri. Deretan fakta itu menjadi tantangan bagi Van Gaal untuk meracik strategi agar di pertemuan pertama mereka di level Eropa, Setan Merah, sebutan United, lah yang bakal pulang dengan kepala tegak. Dari komposisi skuad yang bakal dipersiapkannya, Van Gaal cukup gembira karena dia bisa menggunakan tenaga dua pilar andalannya, Antonio Valencia dan Bastian Schweinsteiger. Valencia absen sejak Oktober karena cedera kaki. Sementara Schweinsteiger menepi selama dua bulan setelah menderita masalah di lututnya. ”Valencia kembali, Schweinsteiger juga. Aku rasa banyak sekali pemain yang pulih di bulan ini,” tuturnya dengan gembira. Hanya, dari perkembangan yang ada, manajer kelahiran Amsterdam, 64 tahun lalu itu menyatakan dia tidak akan menurunkan Schweini, sapaan akrab Schweinsteiger. Alasannya, kapten timnas Jerman itu baru melahap satu sesi latihan. ”Sementara Valencia sudah berlatih dengan tim selama sepekan ini. Jadi, aku rasa masih terlalu cepat bagi Schweinsteiger untuk turun,” jelasnya. Kembalinya Valencia pun menambah kekuatan United, terutama untuk menyisir dari sisi lapangan. Di lini depan, Marcus Rashford menjadi tumpuan utama setelah mencetak dua gol brilian kala United menaklukan Midtylland di leg kedua 32 Besar, 25 Februari lalu. Terpisah, bek kanan Liverpool, Nathaniel Clyne mengatakan, dia meminta rekan-rekannya untuk terus mempertahankan ”kemarahan” akibat gagal menggamit trofi Piala Liga 28 Februari lalu. Clyne menyebut, tiga kemenangan beruntun Liverpool di liga, terutama revans dari Manchester City, 2 Maret kemarin, membuat semangat rekan-rekannya membuncah. ”Aku pikir kami masih punya hutang Premier League kepada mereka yang harus segera kami bayar,” koar Clyne kepada Reuters. ”Ini merupakan momen tepat bagi kami untuk membalasnya, dan melaju ke final,” timpal bek 24 tahun itu. (apu)

Tags :
Kategori :

Terkait