Datang ke Kota Cirebon, Ketua KPAI: Ini Bencana Besar

Jumat 15-04-2016,10:08 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN –Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan melaporkan perkembangan penutupan batubara kepada kementerian terkait dan Presiden Joko Widodo. Secara khusus mereka menyoal dampak debu batubara yang berbahaya untuk anak-anak. Ketua Divisi Sosialisasi KPAI Erlinda mengatakan, dampak debu batubara bagi anak sangat berbahaya. Anak-anak berpotensi terkena penyakit paru, otak, kanker hingga kematian. “Ini bencana besar, lebih besar dari tsunami. Dampaknya sulit terdeteksi, lima kali lipat kerugian negara dibanding pengangguran pekerja pelabuhan,” ucap Erlinda, saat hearing dengan anggota DPRD Kota Cirebon, di Ruang Rapat Griya Sawala, Kamis (13/4). Setelah mengunjungi Kota Cirebon, Erlinda dan tim KPAI akan ke Kementerian Kesehatan dan Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (LHK) akan melaporkan fakta lapangan. Termasuk, bertemu dengan Presiden Jokowi. Sebelum melakukan pertemuan dengan para wakil rakyat, Erlinda sudah berkoordinasi dengan kapolda Jawa Barat dan kapolres Cirebon Kota. dr Mulyani yang turut hadir dalam hearing itu menjelaskan, debu batubara bersifat porosit dan membahayakan secara fibrotik. Saat terhirup masuk ke paru-paru, langsung ada reaksi. Kurang dari 10 tahun, paru-paru tersebut mengeras dan bisa tidak berfungsi. Sehingga, bila ada anak usia 20 hari mulai menghirup debu batubara, secara medis umur mereka maksimal 20 tahun karena mengalami kerusakan paru-paru. “Debu batubara dapat terbang sampai atmosfir, tidak ada gunanya memasang jaring,” tegasnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun Mulyani, dokter dari Kementerian Kesehatan yang diutus Presiden Jokowi, sudah turun ke Kota Cirebon. Hasilnya, ambang batas akibat debu batubara di atas 16 persen. Artinya, otomatis dipastikan 10 km wilayah sekitar pelabuhan terkena dampak polusi. \"Pengukuran itu saat musim hujan. Kalau kemarau, lebih tinggi lagi,\" ucapnya lantang. Jaring-jaring yang dibuat tidak bisa menangkap debu. Hal itu dinilai Mulyani sama dengan membuang-buang uang. Dokter yang bicaranya bergelora ini mengutip pesan Almarhumah Bupati Kuningan, Hj Utje CH Suganda. “Jangan sampai menyakiti rakyat dan harus menyayangi sesama,” tukasnya. Mantan anggota DPRD Kota Cirebon Andi Riyanto Lie menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota DPRD Kota Cirebon Periode 2014-2019. Langkah perjuangan 35 wakil rakyat itu tercatat dalam tinta emas perjalanan Kota Cirebon. “Komitmen untuk tetap menutup bongkar muat batubara harus tetap terjaga,” tegasnya. Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Lili Eliyah SH MM berharap dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar dewan konsisten membawa aspirasi penutupan bongkar muat batubara. Hadir dalam pertemuan tersebut beberapa anggota dewan lain yakni, H Sumardi, Jafarudin, Harry Saputra Gani dan Didi Sunardi. Mereka menyampaikan informasi dan pandangan sikap. Dengan kerjasama semua pihak, amdal dan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) tidak boleh memuat bongkar muat batubara. Meskipun di lokasinya ada di tengah laut. “Kalau walikota menandatangai Amdal dan RIP yang ada batubara, itu berarti rekomendasi bohong. Jangan sakiti rakyat,” ucap Didi Sunardi. (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait