Tak Ada Kemajuan Sedikitpun, Eeng Charli Lupakan Kursi Wawali

Senin 02-05-2016,10:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN – Persaingan meraih kursi wakil walikota (wawali) yang belum terisi, sudah dilupakan politisi Partai Nasional Demokrat, Hj Eti Herawati atau akrab disapa Eeng Charli. Dengan waktu yang begitu panjang sejak namanya diusulkan sebagai calon wawali oleh Partai Demokrat, pencalonan Eeng hingga kini masih terkatung-katung karena penolakan dari Partai Golkar. “Sampai saat ini tidak ada sedikitpun kemajuan proses pemilihan. Lebih baik menatap tahun 2018 karena tugas dari partai dan permintaan masyarakat,” ucap Eeng, kepada Radar, Minggu (1/5). Eeng menyadari kondisi politik belakangan sangat dinamis, sehingga peluangnya bertahan di bursa pencalonan wakil walikota lambat laun menipis peluangnya. Eeng mempersilakan partai pengusung Ano-Azis untuk memilih yang terbaik. Artinya, lanjut perempuan yang juga wakil ketua DPRD Kota Cirebon itu, dirinya tidak akan mempersoalkan bila ada nama baru, termasuk dari internal partai pengusung itu sendiri. “Saya tidak ingin larut terlalu jauh dalam persoalan wawali. Tugas sebagai wakil rakyat jaug lebih penting sebagai kewajiban dan pengabdian,” katanya. Lebih dari itu, persiapan 2018 perlu dilakukan secara komprehensif. Salah satu upaya persiapan menuju pertarungan Pilkada 2018, Partai NasDem membangun komunikasi politik dengan semua partai. Saat ini, partai yang dipimpin Surya Paloh itu telah menjalin kerjasama dengan PPP. Dia menyadari, perlu ada koalisi untuk maju di pencalonan walikota. Koalisi itu tidak hanya memenuhi syarat jumlah kursi untuk bisa mencalonkan diri, tetapi terkait aspek kerjasama lainnya untuk membangun Kota Cirebon. “Saya dekat dengan semua partai politik. Kami menjaga hubungan baik dengan semuanya,” tandasnya. Senada dengan Eeng, Wakil Ketua DPW NasDem Jawa Barat, Yuyun Wahyu Kurnia SE MBA tidak mempersoalkan bila akhirnya Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH mengajukan dan memilih kader dari internal Partai Demokrat sebagai wawali. “Itu hak sebagai kepala daerah,” ucapnya. Namun, Yuyun meminta Ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Toto Sunanto untuk konsisten dengan statemen dan sikapnya selama ini. Bila kemudian Partai Demokrat memunculkan calon dari internal, Toto harus memberikan tanda tangan persetujuan atas pengajuan tersebut. “Selama ini alasan menolak Eeng karena bukan kader partai pengusung yang meliputi Demokrat, Golkar dan PPP. Kita lihat saja nanti bagaimana,” tuturnya. Untuk internal Partai Nasdem, Yuyun sudah jauh-jauh hari menyarankan Eeng untuk tidak menghabiskan waktu dan pikiran untuk pemilihan wawali. Dia meminta Partai Nasdem mulai memberikan fokus untuk mempersiapkan pertarungan di pilkada berikutnya. “Kita bertarung secara resmi di 2018. Saya yakin mampu bersaing dengan calon lainnya,” tegas dia. (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait