2 Mobil Milik Wanita yang Mau Dikubur Hidup-hidup Belum Ketemu

Selasa 17-05-2016,11:45 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Kasus wanita yang mau dikubur hidup-hidup di Desa Tuk Karangsuwung, Kec Lemahabang terus berlanjut. Banyak motif yang berkembang tentang penyebab pelaku ingin menghabisi nyawa Sundusiyah alias Fauziah (43), warga Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati itu. Roid, kakak tertua korban mengatakan,  tidak mungkin adik bungsunya terlibat cinta segitiga ataupun kasus ini terkait jaringan narkoba. “Itu tidak benar. Saya yakin dan tahu adik saya. Tidak mungkin terlibat hal-hal seperti itu (cinta segitiga dan narkoba, red). Pihak keluarga yakin motif pelaku murni ingin menguasai harta adik saya,” ujarnya kepada Radar, Senin (16/5). Ada beberapa sebab pihak keluarga beropini demikian. Pasalnya, kuatnya dugaan motif pelaku ingin menguasai harta korban, salah satunya ada tiga unit kendaraan milik korban yang sebelumnya raib dan tidak diketahui keberadaannya. “Ada tiga mobil, Avanza, Innova dan satunya Pajero. Yang baru ketemu yang Avanza saja, itu yang dibawa pelaku Sigit yang ditangkap di Jl Pemuda,” imbuhnya. Selain itu, pihak keluarga juga sedang mendata dan mencari tahu apa saja aset korban yang tersebar di luar. Karena keluarga tidak begitu tahu di mana saja aset korban saat ini. “Informasinya punya butik, punya usaha, tapi kita juga belum tahu,” tuturnya. Roid juga mengatakan, tahu ihwal adanya ritual-ritual yang dilakukan korban dengan kedua pelaku (Fajar dan Tania), dari teman-teman korban yang di Jakarta. Saat bertemu dengan pihak keluarga, rekan-rekan korban pernah mengatakan pernah melakukan ritual dengan kedua pelaku. “Dari situ baru keluarga tahu. Kalau kita tahu dari awal tentu kita larang. Keluarga juga tidak tahu jenis ritualnya, tapi konon ada biaya yang dikeluarkan untuk setiap ritual,” lanjutnya. Roid sendiri belum pernah bertatap muka sekalipun dengan kedua pelaku (Fajar dan Tania). Menurutnya, pertemuan ataupun ritual yang dilakukan korban selalu di Jakarta dan tidak pernah di Cirebon. “Saya juga tidak tahu siapa Fajar, siapa Tania. Yang jelas menurut informasi teman-teman korban dan polisi, mereka sudah kenal sejak pertengahan 2012. Dari waktu tersebut, harta adik saya terus diporotin. Pelaku jelas-jelas mengincar harta adik saya,” paparnya.(dri) 

Tags :
Kategori :

Terkait