Data BPS; Pengangguran di Kota Cirebon Bertambah

Selasa 17-05-2016,15:53 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI - Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon, angka pengangguran terbuka dari periode 2013 ke 2014 mengalami kenaikan sebesar 3.600 jiwa lebih. Sementara jumlah potensi peluang ekonomi bidang perhotelan di Kota Cirebon mengalami peningkatan. Kepala BPS Kota Cirebon, Imron Budianto MM menyebutkan, data terakhir pada 2014 yakni angka pengangguran terbuka berjumlah 16.221 jiwa. Sedangkan pada tahun sebelumnya angka pengangguran terbuka berjumlah 12.561 jiwa. Dengan demikian, dari tahun 2013 ke 2014 angka pengangguran bertambah 3.660 jiwa. “Solusi mengatasi permasalahan di atas perlu dikakukan pemetaan ekonomi daerah,” ujar Imron, kepada Radar, Selasa (16/5). Diungkapkan dia, sensus ekonomi 2016 yang tengah dilakukan serentak oleh BPS di masing-masing daerah dapat membantu memetakan aktivitas usaha di Kota Cirebon. Pemerataan potensi usaha daerah itu, membantu pemerintah daerah menentukan kebijakan dan menginventarisasi daya saing masyarakat terhadap lingkungan setempatnya. “Sensus ekonomi dilakukan agar punya informasi dasar untuk ke arah kebijakan. Instansi terkait bisa merawat dan memelihara potensi ekonomi selama sepuluh tahun ke depan,” katanya. Di lain pihak, berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) justru menyebutkan, pertumbuhan peluang investasi di Kota Cirebon mengalami peningkatan. Izin prinsip yang dikeluarkan untuk pembangunan hotel dari tahun 2013 hingga 2015, tercatat sudah 38 hotel yang sudah diberikan izin. Jumlah keseluruhan hotel saat ini sedikitnya ada 62 hotel. Kepala Bappeda Kota Cirebon, Vicky Sunarya menyampaikan, antara pertumbuhan ekonomi dan peluang investasi dengan penyerapan tenaga kerja hasil korelasinya mengalami positif. Terkait peningkatan ekonomi dengan pesatnya pembangunan hotel justru angka pengangguran dan miskin selalu bertambah, artinya belum dirasakan manfaatnya. Pertumbuhan ekonomi dengan angka kemiskinan dan pengangguran yang semakin bertambah, dikatakannya harus dikaji secara lebih komprehensif. Karena untuk menentukan angka kemiskinan dan penganguran tersebut indikator sangat banyak, bukan hanya income per kapita saja. “Jadi untuk menghitung korelasi antara investasi dengan kesejahteraan masyarakat, itu harus dianalisa atau dilakukan studi secara komprehensif,” tuturnya. Ditambahkannya, seharunya dengan pertumbuhan hotel, apalagi hotel dengan taraf bintang sebetulnya memberikan peluang untuk menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak. Saat investor diberikan izin prinsip untuk kegiatan usahanya, sudah ada kesepakatan dengan pemerintah untuk menyerap tenaga lokal. “Angka pengangguran yang meningkat bisa saja terjadi karena lulusan perguruan tinggi atau SMA sebagai pengangguran terbuka,” tandas Vicky. (via)

Tags :
Kategori :

Terkait