Saksi Kunci Pembunuhan Karangsuwung (4): Ditangkap di Lokasi, Pelaku Tak Berkutik

Rabu 18-05-2016,12:15 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

PARA pelaku yang membawa korban selanjutnya kabur dan Dimang menyimpan tubuh korban di sebelah tembok makam dengan ditutupi pohon pisang. Sampai akhirnya polisi datang dan mengamankan Dimang yang saat itu ada di lokasi. “Ya gitulah ceritanya. Dari Dimang itulah kasus berkembang ke tersangka lain. Saya juga tidak tahu motifnya apa. Saya kasihan sama korban. Saya ingat anak dan keluarga. Imbalan berapa pun saya tidak bakalan mau untuk kerja seperti itu,” tutup Suryadinata alias Akhli (44). Seperti diberitakan, para pelaku membunuh Sundusiyah alias Fauziah, warga RT 01 RW 01 Blok Budiraja, Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Jasad Fauziah sudah dimakamkan. Hingga kini, polisi belum menggelar konferensi pers untuk mengungkap motif kejadian ini ke publik. Tapi, pihak keluarga menduga motif utama para pelaku melakukan aksi keji tersebut karena ingin menguasai harta milik korban. Penegasan itu disampaikan Roid, kakak tertua korban. Menurut pria 68 tahun tersebut, isu motif yang berkembang selama ini tidak benar. Dia yakin tidak mungkin adik bungsunya terlibat cinta segitiga ataupun kasus jaringan narkoba. “Itu tidak benar. Saya yakin dan tahu adik saya. Tidak mungkin terlibat hal-hal seperti itu (cinta segitiga dan narkoba, red). Pihak keluarga yakin motif pelaku murni ingin menguasai harta adik saya,” ujarnya kepada Radar, Senin (16/5). Ada beberapa sebab pihak keluarga beropini demikian. Pasalnya, kuatnya dugaan motif pelaku ingin menguasai harta korban, salah satunya ada tiga unit kendaraan milik korban yang sebelumnya raib dan tidak diketahui keberadaannya. “Ada tiga mobil, Avanza, Innova dan satunya Pajero. Yang baru ketemu yang Avanza saja, itu yang dibawa pelaku Sigit yang ditangkap di Jl Pemuda,” imbuhnya. Selain itu, pihak keluarga juga sedang mendata dan mencari tahu apa saja aset korban yang tersebar di luar. Karena keluarga tidak begitu tahu di mana saja aset korban saat ini. “Informasinya punya butik, punya usaha, tapi kita juga belum tahu,” tuturnya. Roid juga mengatakan, tahu ihwal adanya ritual-ritual yang dilakukan korban dengan kedua pelaku (Fajar dan Tania), dari teman-teman korban yang di Jakarta. Saat bertemu dengan pihak keluarga, rekan-rekan korban pernah mengatakan pernah melakukan ritual dengan kedua pelaku. “Dari situ baru keluarga tahu. Kalau kita tahu dari awal tentu kita larang. Keluarga juga tidak tahu jenis ritualnya, tapi konon ada biaya yang dikeluarkan untuk setiap ritual,” lanjutnya. Roid sendiri belum pernah bertatap muka sekalipun dengan kedua pelaku (Fajar dan Tania). Menurutnya, pertemuan ataupun ritual yang dilakukan korban selalu di Jakarta dan tidak pernah di Cirebon. “Saya juga tidak tahu siapa Fajar, siapa Tania. Yang jelas menurut informasi teman-teman korban dan polisi, mereka sudah kenal sejak pertengahan 2012. Dari waktu tersebut, harta adik saya terus diporotin. Pelaku jelas-jelas mengincar harta adik saya,” paparnya. Pihak keluarga pun meminta agar kepolisian bisa mengungkap kasus secara cepat dan pelaku-pelaku lainnya yang belum tertangkap bisa segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Yang jelas, kalau pelaku utamanya tertangkap, harus dihukum seberat-beratnya. Siapa yang rela keluarganya disiksa begitu? Kalau perlu gak usah pakai HAM lagi, ini berencana, hukumannya juga harus setimpal,” pungkasnya. (andri/habis)  

Tags :
Kategori :

Terkait