ROMA – AC Milan memburu tiket terakhir buat tampil di Eropa. Apalagi kalau bukan melalui jalur Coppa Italia. Juara Coppa Italia akan langsung lolos ke fase grup Europa League musim 2016-2017 mendatang. Sudah dua musim Milan absen di kompetisi Eropa. Terakhir tampil di Eropa terjadi musim 2013-2014 silam. Pasca musim itu performa Rossoneri, julukan Milan, mengalami kemelorotan. Dini hari nanti (22/5) di Stadion Olimpico, Milan yang bertindak sebagai tuan rumah akan bertemu Juventus, sang juara Serie A musim ini. Pertemuan di puncak Coppa Italia kali ini bisa menjadi pintu balas dendam setelah Milan dipecundangi terus dalam dua pertemuan musim ini. Jelang laga ini, allenatore Milan, Cristian Brocchi kehilangan dua pemainnya. Yakni Rodrigo Ely dan Luca Antonelli. Sedang penyerang Milan M\'Baye Niang diragukan akan bugar 100 persen. Brocchi seperti diberitakan Football Italia mengatakan, skuadnya harus memupus mimpi meraih Coppa Italia musim ini. Seandainya Riccardo Montolivo dkk tampil seperti ketika kalah 1-3 oleh AS Roma di giornata (pekan) ke-38 (14/5) lalu. “Tim harus berubah menjadi tim yang bermain penuh kebanggaan juga ambisi menang yang tinggi. Kalau spirit seperti itu sudah tak ada, apa yang diharapkan dalam sebuah laga?” kata Brocchi, keras. Sejak menjadi allenatore Milan menggantikan Sinisa Mihajlovic pada 12 April lalu, pria 40 tahun itu memang dihujani kritik. Dalam enam laga bersama Milan musim ini, Brocchi menang dua kali, imbang dua kali, dan kalah dua kali. Juga di akhir musim ini, Milan hanya finis di luar zona Eropa. Milan finis di posisi ketujuh dengan poin 57. Milan terpaut tujuh angka dengan Fiorentina yang duduk di posisi lima dan tampil di Europa League musim mendatang. La Gazzetta dello Sport kemarin (20/5) menulis, skema 4-3-1-2 Milan yang dipakai Brocchi kurang bisa diadaptasi oleh pemain. Dengan formasi itu Brocchi memasukkan tujuh gol dan kemasukan delapan gol dalam enam laga. Jelas bukan angka yang baik. Malah dengan formasi 4-5-1, Milan akan lebih hidup. Carlos Bacca dipasang sebagai penyerang tunggal. Lalu ditopang dua winger, Giancomo Bonaventura di kiri dan Keisuke Honda di kanan. Kemudian tiga barisan gelandang yang menopang penyerangan tersebut adalah Riccardo Montolivo, Juraj Kucka, dan Andrea Poli. “Saya sangat mendorong pasukan kami bisa bisa mengeluarkan performanya di final ini. Inilah laga penghabisan buat kami musim ini,” tutur Brocchi kepada La Gazzetta dello Sport. Sedang Sky Sports Italia menulis, laga ini akan menjadi penentu nasib dua pemain. Yakni Mario Balotelli di kubu Milan. Juga Paul Pogba di skuad Juventus. Keduanya memang dalam posisi 180 derajat berbeda. Pogba dalam kondisi terbaik dan masuk dalam skuad Prancis yang dipanggil oleh Didier Deschamps musim panas mendatang. Sedang Balotelli dipastika terdepak dari skuas Italia buat Euro 2016 mendatang. Balotelli kalah bersaing Eder (Inter Milan), Graziano Pelle (Southampton), dan Stephano Okaka (Anderlecht). Musim ini, statistik Balotelli versi Whoscored bermain 22 kali. Akan tetapi 12 di antaranya diawali dari bangku cadangan. Dengan total 828 menit tampil musim ini, Balotelli mencetak tiga gol dan satu assist. “Saya membutuhkan pemain dengan komitmen tinggi dan punya sikap terjaga di lapangan. Tak heran jika Balotelli kemudian tampil lebih sering pasca babak kedua,” tutur Brocchi kepada Sky Sports. Bahkan klub yang jadi pemilik Balotelli, Liverpool, sudah jengah. Si Apel Busuk ini dikabarkan akan dibuang ke Fiorentina. Milan menawarkan opsi barter dengan penyerang Fiorentina Josip Ilicic. Dalam Transfermarkt, selain masalah attitude di lapangan, Balotelli juga mengalami cedera yang membuatnya menepi 99 hari. Periode Oktober hingga Januari lalu. Balotelli pun harus operasi hernia. Jika Balotelli sedang flop, maka tidak demikian dengan Pogba. Meski punya potongan yang hampir mirip antara keduanya, karir dan nasib Il Pulpo, julukan Pogba, jelas lebih apik. Musim ini, dalam statistik Whoscored, Pogba tampil 48 kali bareng Juventus. Dan hanya tiga kali diantaranya pemain 23 tahun itu tampil sebagai cadangan. Pogba harganya semakin melambung karena sepuluh gol dan 14 assist yang dicetaknya musim ini. Per laga, Pogba rata-rata melakukan 48 umpan. Dengan ringkat akurasi rata-rata 82,3 persen. Kepada La Gazzetta dello Sport, Pogba menuturkan timnya tak boleh memandang remeh Milan. Meski mengalami musim yang berat, klub dengan sisi histori kuat seperti Milan punya potensi mengejutkan. “Kami tidak boleh berpikiran seandainya kami adalah favorit di final Coppa Italia kali ini. Kami harus tetap rendah hati karena tim yang menang di liga tak selalu menang,” kata Pogba. Juventus musim ini hanya dijebol gawangnya 20 kali di Serie A. Jika di rata-rata artinya rasio kans kebobolan Juventus hanya 0,52 per laga. Bandingkan dengan Milan yang dijebol 43 gol dalam 38 laga. Rasio kebobolan Milan 1,13 gol per laga. “Kami bertemu Milan di final. Siapapun yang melangkah ke final pastinya tim kuat,” ucap Pogba. “Saya ingin mengulangi dobel sukses seperti yang dilakukan musim lalu,” tambah Pogba. Menjelang laga lawan Milan ini, Juventus kehilangan empat penggawa. Tiga karena cedera dan satu karen akumulasi. Tiga pemain yang cedera adalah Sami Khedira, Claudio Marchisio, dan Martin Caceres. Sedang pemain yang absen lantaran akumulasi adalah Leonardo Bonucci. Sementara itu, allenatore Juventus Massimiliano Allegri mencoba mengesampingkan fakta timnya adalah juara Serie A musim ini. Di mata Allegri, Coppa punya gengsi tersendiri. (dra)
Coppa italia, AC Milan v Juventus, Jalan Menuju Eropa
Sabtu 21-05-2016,11:04 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :