PEKALIPAN – Pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Jagasatru sudah menerima surat teguran pertama dari Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP). Namun, mereka menolak rencana penertiban yang akan dilakukan, karena salah satu opsinya adalah relokasi ke Pasar Drajat. \"Surat itu kita terima sudah lima hari lalu. Kita tetap nggak mau pindah sebelum ada solusi,\" ujar salah seorang pedagang minuman ringan, M Yunus, kepada Radar, Senin (23/5). Dikatakannya, surat edaran perihal teguran ke satu yang diberikan kepada para PKL Pasar Jagasatru berupa larangan berjualan. Alasannya, keberadaan PKL di kawasan itu mengganggu fasilitas umum, keindahan dan kebersihan. Kendati demikian, pedagang sudah bersepakat mengabaikan surat tersebut, karena hingga saat ini belum juga ada iktikad baik dari Pemerintah Kota Cirebon untuk peduli nasib para PKL. Apalagi, para PKL rata-rata sudah puluhan tahun di kawasan itu. Para pedagang juga mayoritas warga setempat, sehingga wajar bila berjualan di sekitar pasar. “Kita minta solusi yang baik dari pemerintah, bukan merelokasi kami ke tempat yang sepi,” tandasnya. Pedagang kaset, Ade Gunawan mengaku, pernah mengajukan rencana penataan kepada pemerintah kota. Dalam usulan itu, pedagang menginginkan agar ada lahan yang dialokasikan untuk mereka. Di lahan itu, pedagang dikelompokan. Bahkan ketika itu, pemkot juga menjanjikan untuk dibuatkan atap awning. Bukannya direalisasikan, pedagang malah bakal digusur. \"Kalau janji ditepati dong. Mana atap awning yang dijanjikan?” tagih Ade. Sementara itu, terkait rencana relokasi para PKL Jagasatru yang akan dipindahkan ke Pasar Drajat. Ade bersama para PKL lain dengan tegas menolak rencana tersebut. Menurutnya, kondisi Pasar Drajat hingga saat ini masih sepi. PKL lain, Elita juga merasa bahwa adanya relokasi ke Pasar Drajat sama saja dengan membunuh penghasilan pedagang pelan-pelan. \"Siapa yang mau beli di sana (Pasar Drajat)? Kalau disini kan emang pusat dan induknya, ya kita pasti akan netap di sini,” tandasnya. Terpisah, salah satu PKL Pasar Drajat, Paryo mengakui, kondisi pasar hingga kini masih sepi. Kondisi ini bisa jadi disebabkan lokasi Pasar Drajat yang berdekatan dengan pasar induk. Pembeli di sekitar pasar, banyak yang memilih berbelanja ke pasar lain. Aliyudin salah satu pedagang sembako di Pasar Drajat menambahkan, pasar hanya ramai pukul 05.00-08.00 pagi. Setelah itu, pasar sepi pembeli dan seperti tidak ada aktivitas. Sebagai pedagang yang sudah membayar sewa untuk puluhan tahun, dia meminta Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan (PB) melakukan gebrakan di Pasar Drajat. Gebrakan itu sangat dinantikan pedagang, supaya Pasar Drajat bisa seperti pasar lainnya. Tanpa adanya gebrakan, kondisinya akan tetap sepi. (via)
PKL Jagasatru Tidak Mau Pindah ke Pasar Drajat
Senin 23-05-2016,13:44 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :