PEKALIPAN - Adanya reklame pemasaran harga kios Pasar Balong yang telah terpasang di sejumlah jalan protokol, membuat sejumlah pihak tidak berkenan. Anggota Komisi B DPRD, Tommy Sofiana menilai, pemasangan reklame itu belum saatnya. Pasalnya, proyek pekerjaan Pasar Balong sendiri belum ada memorandum of understanding (MoU). Bahkan, Tommy meminta reklame itu dicopot. Di lain pihak, saat Radar mencoba menghubungi nomor yang tertera dalam reklame tersebut, penanggungjawab pemasaran tidak mau berkomentar banyak. Dia hanya menyebut, pemasaran dilakukan sebulan terakhir. \"Sudah satu bulan melakukan pemasaran,\" kata pegawai bagian pemasaran yang enggan disebutkan identitasnya, Jumat (27/5). Menurutnya, untuk lebih jelas terkait progres pemasaran maupun pembangunan revitalisasi Pasar Balong, pihaknya menyarankan untuk menemui pihak developer atas nama Purwanto. \"Konfirmasi ke Pak Pur (Purwanto) saja mba, saya takut salah,\" ucap dia, singkat. Sayangnya, pegawai tersebut juga enggan menyebutkan kontak atau tempat untuk bisa menemui atasannya itu. Sedangkan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan (PB) juga tidak bersedia memberikan kontak investor yang disebut dari PT Panen Raya Jakarta itu. Sementara itu, pedagang Pasar Balong, H Suwarta mengaku, tidak mempersoalkan adanya revitalisasi. Pedagang hanya memebrikan syarat, yakni pedagang lama dan pribumi Pasar Balong agar tetap diprioritaskan dan tidak dikenakan biaya tambahan harga sewa kios. \"Silahkan saja kalau mau dibagusin. Tapi kita tetap tidak mau untuk membayar tambahan uang sewa,\" jelasnya. Hal senada itu juga diungkapkan pedagang lain, Hj Lilik juga mengaku, telah menyetorkan uang senilai Rp2 juta. Uang tersebut untuk booking fee (pemesanan tempat). \"Iya kita sudah bayar. Kami sih maunya tetap ada keadilan saja,\" tukasnya. (via)
Sudah Sebulan Ini Konsultan Pasar Balong Pasarkan Kios
Jumat 27-05-2016,15:41 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :