Rapat Ngomongin Sampah, Dinas Terkait Malah Absen

Sabtu 04-06-2016,16:34 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

SUMBER - Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon terlihat sangat berang dan marah terkait ketidakhadiran Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) dalam rapat kerja, Jumat siang (3/6). Padahal, pertemuan itu membahas masalah sampah yang saat ini menjadi permasalahan yang belum ada solusinya. Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Suherman mengaku sangat kecewa dengan absennya DCKTR dalam rapat kerja yang sebelumnya sudah diagendakan. “Hari ini (Jumat/3/6) jam 13.00, kami rapat kerja dengan Cipta Karya. Yang namanya rapat kerja, tentu bukan asal-asalan. Mustahil DCKTR tidak tahu bahwa rapat kerja ini kaitannya dengan pengolahan sampah,” ujar Suherman. Masih menurut Suherman, tujuan rapat kerja, membahas pengelolaan sampah. Kebetulan para wakil rakyat itu, beberapa hari yang lalu melakukan studi banding di Batam. Kita sinkronkan antara ilmu yang kita dapatkan, dengan kondisi di Kabupaten Cirebon,” tegasnya. Karena pertemuan batal dilakukan, pihaknya akan kembali memanggil DCKTR, sampai ditemukan solusi. “Harus, kami akan menanyakan kaitannya masalah sampah. Kalau tidak segera dicari jalan keluar, masalah sampah ini akan menimbulkan ancaman bencana,” ujarnya. SAMPAH BERTABURAN DI SISI JALAN Sementara, pantauan Radar di sekitar jalur Pilang, Kedawung, sebagian jalur nasional itu sudah tertutup akibat luberan sampah rumah tangga yang sudah menggunung. Meski demikian, warga tetap saja melakukan pembuangan sampah di TPS setempat. Ada yang berjalan kaki, ada pula yang menggunakan motor. Samad (28) warga Desa Pilang, Kecamatan Kedawung, mengatakan, pengangkutan sampah memang dilakukan setiap hari oleh dinas terkait. Hanya saja, pengangkutan sampah hanya dilakukan satu mobil alias tidak maksimal. Jika dibiarkan secara terus-menerus tanpa ada tindakan. tidak menutup kemungkinan, jalur nasional ini akan dibanjiri sampah. “Kalau dilihat dari tumpukannya, sudah satu minggu tumpukan sampah itu dibiarkan. Dalam satu hari sampah di TPS hanya diangkut satu mobil dumptruck dan tidak balik lagi. Itupun pengangkutannya hanya di pagi hari,” kata pria yang berprofesi sebagai tukang rongsok itu. Dia meminta kepada pemerintah daerah, untuk sigap dan tanggap dalam menangani persoalan sampah. Sebab, gunungan sampah itu selain menyebabkan penyakit, dapat mengganggu pengguna jalan. Apalagi, volume kendaraan di Jl Raya Pilang Kedawung ini sangat tinggi. “Kami minta supaya tumpukan sampah ini diangkut secepatnya,” imbuhnya. Senada diungkapkan warga Desa Pilang, Ian (26). Dia menuturkan, tumpukan sampah itu Jalan Raya Pilang Kedawung, setiap hari memang dalam keadaan penuh dan menggunung. Sepengetahuan dia, setiap hari memang ada dumptruck pengangkut sampah. Hanya saja, tidak semua sampah diangkut. “Pengangkutan sampah sepertinya dipilih-pilih gitu. Jadi wajar saja, ketika masih ada sampah di TPS dekat sungai itu terus menggunung. Sementara pembuangan sampah rumah tangga terus dilakukan masyarakat setempat,” tukasnya. Selain kotor dan menghasilkan bau tak sedap, gunungan sampah yang meluber hingga ke jalur nasional dapat membahayakan pengguna jalan. “Kalau dibiarkan bisa tercecer ke mana-mana, karena banyaknya kendaraan yang melaju dengan cepat,” terangnya. Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya, Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon, Dedi Sudarman tak kunjung memberikan jawaban. Dalam pesan SMS-nya, Dedi menyampaikan, saat ini dirinya sedang mengikuti diklat di Bandung. “Punten saya lagi bimbingan dulu, lagi sama dosen,” singkatnya. (den/sam)     

Tags :
Kategori :

Terkait