Sederhana tapi berbobot. Begitulah gambaran dari acara Meet and Greet penulis, Tere Liye. berbagi seputar pengalamannya selama menjadi penulis. Bahkan setelah mempunyai beberapa karya pun masih ada timing ketika karyanya ditolak. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon BERKISAH tentang tiga remaja siswa SMA, yaitu Raib (Ra), Seli, dan Ali. Mereka bukan remaja biasa, karena sebenarnya Ra keturunan Klan Bulan, dia bisa menghilang. Seli keturunan Klan Matahari, bisa mengeluarkan petir dan Ali keturunan Klan Bumi (bisa berubah wujud menjadi beruang). Ketiga remaja itu saling menguatkan. Raib yang selalu ragu-ragu dengan kekuatannya, tapi dia yang paling tabah. Seli yang periang, tapi penakut dan pencemas. Dan Ali yang sangat genius, dialah yang menemukan banyak hal, memahami banyak hal. Ulasan sedikit cerita Tere Liye dari novelnya, Matahari pada Meet and Greet di Gramedia Cipto Cirebon, Selasa (26/7). Novel ini merupakan buku ketiga dari serial fantasi remaja BUMI. Ada 4 judul dalam serial BUMI, yaitu Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang. Bumi terbit Januari 2014, Bulan menyusul di Maret 2015, Matahari Juli 2016 dan buku terakhir yaitu Bintang, direncanakan terbit tahun 2017. Hingga saat ini, Bumi telah dicetak ulang 11 kali dan Bulan 8 kali. \"Kami tidak menyangka respons pembaca terhadap novel fantasi lokal ternyata cukup besar, karena seperti yang kita tahu bahwa porsi untuk novel fantasi masih banyak didominasi karya-karya terjemahan,\" ujar Novera Kresnawati, Editor Senior Bidang Fiksi Remaja Gramedia Pustaka Utama. Naskah ini berbeda dengan naskah-naskah fantasi yang masuk ke redaksi lainnya. Gaya penulisannya berkarakter dan bercita rasa lokal, tidak berusaha mengikuti gaya penulisan novel-novel fantasi asing. \"Kemahiran mengeksplorasi imajinasi juga menjadikan novel ini tetap memikat untuk dibaca, walaupun genrenya berbeda dengan karya-karya Tere Liye yang lain,\" kata Novera yang juga editor buku-buku Tere Liye. Tak hanya berbagi cerita soal buku terbarunya, Tere Liye juga berbagi seputar tips untuk menerbitkan buku, menjelaskan pesan-pesan yang terselip dibukunya, dan kemudian ditutup dengan foto-foto serta bagi tanda tangan. Pesan yang ingin disampaikan Tere Liye lewat serial BUMI adalah sederhana, yaitu tentang persahabatan, kebaikan, dan niat tulus akan membuat seseorang menjadi lebih kuat. Tak hanya di Gramedia Cipto Cirebon, road show serial BUMI bersama Tere Liye ini berlangsung di beberapa Toko Buku Gramedia wilayah Jawa Barat dan Kalimatan, seperti Gramedia Botani Bogor, Gramedia Balikpapan, Gramedia Tarakan dan Gramedia Mall Banjarmasin. Salah satu penggemar novel Tere Liye, Anita (19) mengaku kagum dengan karya-karya penulis novel best seller Hafalan Surat Delisa itu. \"Benar-benar kagum dengan cara berpikirnya, caranya menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Gaya tulisannya lebih banyak mengarah ke pemahaman hidup dan kebijaksanaan,\" ungkapnya. Akhirnya, Anita beberapa waktu lalu mulai mengoleksi semua karya-karya Tere Liye. Menurut Anita, setiap buku-buku Tere Liye tidak menggurui pembacanya. \"Seperti yang diucapkan Mas Tere Liye harapan sesungguhnya dari buku-buku yang telah diterbitkan yaitu berguna untuk pembaca,\" pungkasnya. Seperti yang diketahui, Tere Liye merupakan nama pena Darwis, ia lahir di Lahat, 21 Mei 1979. Lelaki yang juga berprofesi sebagai konsultan keuangan ini menjalani pendidikan SD dan SMP di Sumatra Selatan, SMA di Bandar Lampung dan lulus dari Fakultas Ekonomi UI jurusan Akuntansi. Tere Liye juga sangat aktif di social media. Facebook fanpage-nya saat ini telah disukai oleh lebih dari satu juta penggemar. (*)
Penulis Novel, Tere Liye; Serial Bumi Cetak Ulang 11 Kali, Bulan Sudah 8 Kali
Kamis 28-07-2016,20:30 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :