Panen Tidak Serentak, Petani Majalengka Untung

Senin 01-08-2016,16:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA – Siklus tanam padi yang menyesuaikan dengan musim hujan, tidak berlaku bagi sejumlah area pertanian di dataran tinggi dan dataran sedang di Majalengka. Pengairan lahan pertanian tersebut tidak bergantung pada hujan. Seperti yang terjadi di sejumlah areal pertanian di kawasan Sindangwangi, yang musim tanamnya justru tidak menentu. Petani di wilayah tersebut dapat memulai musim tanam kapan saja. Bahkan jika modal mencukupi, sepanjang tahun pun bisa melakukan tanam. Beberapa lahan di Desa Lengkong Kecamatan Sindangwangi misalnya, baru sekitar sebulan kebelakang dipanen. Namun, di lahan lainnya yang letaknya tidak jauh ada juga yang baru mulai tanam. Hal itu berdampak positif untuk menjaga harga jual gabah, karena para petani di kawasan tersebut bisa melakukan panen secara bergiliran. Fadil, salah seorang petani di kawasan Sindangwangi menganggap kawasan Desa Lengkong, Jerukleueut, dan sebagian wilayah lainnya berada pada jalur aliran air dari sumber mata air di kawasan hulu. “Misalkan bulan kemarin di blok A yang baru dipanen. Jangan heran kalau bulan sekarang sudah ada lagi lahan pertanian yang dipanen di blok B. Alhamdulillah di sini airnya lancar. Jadi, sebagian petani bisa mengatur harga jual gabah karena panenya tidak serentak,” ujarnya. Harga gabah bisa diatur sendiri jika di sebagian besar area pertanian di kawasan hilir sedang memasuki musim kemarau dan tidak ada lahan yang berproduksi. Otomatis para tengkulak mencari gabah ke daerah hulu. Karena permintaanya tinggi sementara stok gabahnya jarang, maka harga jual gabah bisa lebih tinggi. “Bisa tiga kali tanam bahkan sepanjang setahun, kalo modalnya kuat dan nggak ada potensi serangan hama. Tapi biasanya tiga kali, karena bergantian panen juga bergantian,” kata Ita, warga lainnya. Wilayah Sindangwangi memang sangat berdekatan dengan lereng gunung Ciremai, bahkan hanya beberapa ratus meter berbatasan dengan kawasan konservasi gunung Ciremai yang ekosistemnya masih terjaga. Di kawasan tersebut juga banyak terdapat mata air, yang masih mengeluarkan debit air walaupun musim kemarau. Sehingga kawasan di bawahnya bisa menikmati air sepanjang tahun. (azs)      

Tags :
Kategori :

Terkait