KANDANGHAUR – Banjir rob yang menerjang pemukiman nelayan di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur juga membuat aktivitas kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di SDN Eretan Wetan I dan II terganggu. Dua SD yang bertetangga ini mengalami kondisi paling parah akibat terjangan Rob yang berlangsung sejak 4 bulan terakhir. Bahkan lantaran air laut pasang masuk sampai ke dalam ruang kelas, ratusan pelajar setempat terpaksa nyeker alias tidak mengenakan sepatu. “Mau masuk atau pulang sekolah, anak-anak terpaksa nyeker. Kalau pakai sepatu basah, kasihan,” ujar Kepala SDN Eretan Wetan 1, Utin Rustini SPdSD kepada Radar, Selasa (2/8). Selama rob menerjang, waktu KBM menjadi molor dari jadwal yang telah ditetapkan. Harusnya KBM dimulai pukul 07.00 WIB. Namun karena bencana ini, KBM baru bisa dimulai pukul 08.30 WIB. Sebab, guru maupun peserta didik harus bergotong royong lebih dahulu menguras air dari dalam kelas lalu mengepelnya sampai bersih. Gara-gara banjir rob menggenangi halaman sekolah, lanjut dia, aktivitas lainnya seperti upacara bendera, olahraga dan latihan Pramuka tidak dapat dilaksanakan. Kondisi ini membuat pihaknya kelimpungan. Sebab, sepanjang bulan Agustus ini bakal banyak kegiatan yang diikuti oleh para siswa dalam menyambut HUT RI ke-71. Bukan itu saja, acara rapat kedinasan maupun even-even besar di lingkungan UPTD Pendidikan Kandanghaur yang biasanya mengambil tempat di SDN Eretan Wetan I dan II juga tidak bisa diadakan. Menurut Utin, genangan air rob terjadi akibat kondisi lingkungan sekolahnya yang rendah dari permukaan jalan maupun rumah-rumah penduduk. Sehingga ketika terjadi rob, air mudah masuk tapi sulit keluar. “Solusi satu-satunya ya ditinggikan. Halaman sekolah sama bangunannya,” usul dia. Sementara itu, salah seorang siswa mengaku tidak bisa berkonsentrasi dengan baik saat KBM dikelas. Dia merasa kedinginan dan kaki gatal akibat terkena banjir rob. Agar tetap nyaman, dia terpaksa tidak menggunakan alas kaki supaya mudah kering dan dibersihkan. (kho)
Kategori :