Ngabuburit, 4 Bocah Tewas

Selasa 24-07-2012,01:39 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Diduga Tak Bisa Berenang, Tenggelam di Sungai Citaal KUNINGAN - Tragis benar nasib empat bocah laki-laki asal Desa Garajati, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan. Bermaksud hendak ngabuburit dengan mandi di sungai Citaal, keempatnya malah meregang nyawa, lantaran tenggelam saat berenang di sungai yang membelah Kecamatan Ciwaru tersebut. Petaka yang menggemparkan warga di bantaran sungai Citaal itu terjadi, Senin (23/7) sekitar pukul 16.30. Keterangan yang diperoleh Radar, keempat orang anak kecil yang tewas dan masih duduk di bangku SD kelas 2 ini yakni Denis bin Nanang (8), warga RT 12 RW 041, Aril bin Azis (8), dan Farid bin Heri (8), keduanya penduduk Dusun Wage RT 06 RW 03, serta Kemal bin Ginting (8) tinggal di Dusun Pahing, RT 06 RW 03. Keempat bocah malang itu semuanya tinggal di Desa Garajati, Kecamatan Ciwaru. Rencananya, keempat jenazah itu akan dimakamkan di pemakaman umum desa setempat, Selasa (24/4). Sampai tadi malam, pihak Pemdes setempat masih menunggu kedatangan kedua orang tua korban yang bekerja di Jakarta. Sedangkan dua orang tua korban lainnya kebetulan tinggal di desa setempat. Peristiwa yang merenggut nyawa keempat bocah itu berawal saat para korban berniat menghabiskan waktu puasa dengan berenang. Berangkat dari rumahnya masing-masing sekitar pukul 12.00, kemudian menuju bantaran sungai Citaal. Sekitar pukul 13.00, keempat korban sempat diminta pulang oleh orang tuanya. “Keempat korban berangkat dari rumahnya sekitar pukul 12.00 siang. Nah, saat berada di sungai, anak-anak itu sempat disuruh pulang oleh orang tuanya. Tapi namanya anak-anak, permintaan itu tak dipenuhi. Mereka malah asyik bermain di sungai,” papar Camat Ciwaru, Solihin SSos MSi yang tadi malam berada di rumah duka. Solihin menambahkan, dari pukul 13.00 sampai sore, keempat korban bermain di sungai. Sungai Citaal yang tidak terlalu deras membuat anak-anak asyik berenang. “Pas sore harinya, orang tua korban mencari-carinya di sekitar rumah, tapi enggak ada. Dibantu warga lainnya, orang tua korban kemudian menyusuri bantaran sungai. Tak lama ada warga yang melaporkan penemuan para korban ke aparat desa setempat. Langsung saja aparat desa dan petugas kepolisian menuju lokasi penemuan empat korban,” terang Solihin kepada Radar, kemarin (23/7). Keempat korban, kali pertama ditemukan pukul 16.30 oleh warga sekitar, Rianto. Selanjutnya saksi melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian dan membawa korban ke Puskesmas Luragung. Saat dibawa ke Puskesmas Luragung, keempat korban masih dalam keadaan hidup, namun nyawa korban gagal diselamatkan setibanya di puskesmas. “Korban meninggal di puskesmas. Penyebab kematian ditangani kepolisian,” ujar dia. Sementara Kapolres Kuningan, AKBP Wahyu Bintono HB SIk MH melalui Kapolsek Ciwaru AKP Asep Supriyadi mengatakan, kejadian ini berawal dari keempat anak yang sedang mandi dan bermain air di sungai. Diduga mereka tenggelam karena tidak bisa berenang. Saat ditemukan, keempatnya terjepit bebatuan, dan baju mereka ada di sisi sungai. Kemungkinan besar para korban tenggelam dan tak bisa berenang. “Keempat korban ditemukan oleh warga sudah dalam keadaan tenggelam, kemudian dibawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan. Namun nyawa keempat anak SD tersebut tidak bisa diselamatkan dan meninggal di Puskesmas” kata Asep, kemarin. Asep menuturkan, dari hasil pemeriksaan dan penyidikan, tidak ditemukan unsur kekerasan maupun penganiayaan dalam tubuh keempat korban. Kejadian ini murni karena musibah. “Atas permintaan keluarga korban, keempat jenazah kemudian dibawa pulang untuk dimakamkan,” ungkap mantan Kapolsek Mandirancan tersebut. Kabar tewasnya empat murid SD di sungai Citaal, mendapat perhatian Bupati H Aang Hamid Suganda. Rencananya, tadi malam bupati akan mengunjungi para korban, sebagai ungkapan duka cita. Namun rencana itu diundur karena orang nomor satu di Kota Kuda itu ada keperluan mendadak. Hari ini, Selasa (24/7) bupati baru akan mendatangi keluarga para korban. “Tadinya pak Bupati malam ini mau ke sana (Garajati), tapi terpaksa ditunda sampai besok. Selasa jam sembilan pak Bupati meluncur ke lokasi sebagai bentuk duka cita dan keprihatinan,” ucap ajudan bupati melalui sambungan telepon tadi malam. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait