Wahid Foundation Ingin Wujudkan Desa yang Terbuka

Selasa 09-08-2016,20:14 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Wahid Foundation bekerjasama dengan Gedhe Foundation menggelar dialog publik dan workshop terkait Desa Inklusi  di Hotel Grage Cirebon, Selasa (9/8). Desa Inklusi  merupakan istilah untuk menunjukkan sikap dan perilaku yang terbuka, menghargai keragaman, membuka akses yang setara bagi kaum minoritas, dan integrasi sosial bagi kelompok yang terpinggirkan. Dalam diskusi tersebut juga dibahas, besarnya komitmen yang ditunjukkan pemerintah desa dalam penerapan prinsip inklusi sosial tidak lepas dari perubahan regulasi yang terkait dengan desa. Lahirnya UU No 6/2014 tentang Desa memberi peluang bagi desa untuk mengambil kebijakan strategis melalui peraturan desa, peraturan kepala desa, maupun peraturan bersama antar desa. Selain itu, program Desa Inklusi memberi banyak inspirasi dan optimisme bahwa mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia bukan isapan jempol belaka. “Program tersebut bukan hanya isapan jempol semata. Saya ambil salah contoh Desa Wlaharwetan melakukan terobosan besar untuk mewujudkan pelayanan publik yang prima dengan membangun jalur khusus difabel di kantor desa. Pemerintah Desa juga melibatkan kaum perempuan dan difabel dalam kegiatan Musyawarah desa,” tutur Pendamping Program Desa Inkulsi, Sukarni. Program Desa Inklusi saat ini sedang digalakan di dua Provinsi. Yakni Jawa tengah di Kabupaten Banyumas dan Jawa Barat di Majalengka. “Setiap Kabupaten melibatkan 6 desa dan workshop kali ini mengundang sebanyak 12 desa berserta desa lain yang diundang. Termasuk dari Cirebon dan Indramayu diundang ke workshop ini,” tutur Sukarni.(fazri)      

Tags :
Kategori :

Terkait