KEJAKSAN – Permainan Pokemon Go menginspirasi Kampung Samadikun untuk menyampaikan pesan dan kritik atas modernisasi yang tengah terjadi di Kota Cirebon. Anggota Komisi C DPRD, Jafarudin, bahkan turun langsung untuk menghias kawasan tersebut. “Kita pasang lampion dengan tema pokemon. Tapi itu bukan bentuk dukungan untuk game pokemon, justru ini bentuk kritik,” ujar Jafarudin, kepada Radar, Kamis (11/8). Jafarudin khawatir, game sejenis akan menggerus kultur masyarakat. Khususnya generasi muda. Anggota DPRD Kota Cirebon dari wilayah Samadikun ini menangkap indikasi arus modernisasi yang sulit terbendung. Bahkan, anak-anak kerap memainkan game tidak kenal waktu. “Anak saya contohnya. Main pokemon sampai ke CSB Mall naik sepeda,” ucapnya. Selain menyita waktu, lanjutnya, bagi masyarakat menengah ke bawah juga kena imbasnya. Banyak anak-anak meminta dibelikan smartphone. Pasalnya, permainan pokomen kerap menggunakan smartphone yang memiliki fitur navigasi GPS. Banyaknya permintaan anak-anak kepada orang tua, menjadi indikasi gaya hidup konsumtif. Jafarudin juga prihatin karena permainan tradisional kian lintur. Untuk menghidupkan kembali semangat itu, Jafarudin akan membuat lomba permainan tradisional dalam rangkaian HUT Republik Indonesia. “Kita harus tetap melestarikan tradisi. Termasuk permainan yang dulu menjadi hiburan anak kecil,” tukasnya. Dengan lampion berbentuk pokemon bertebaran di setiap Jalan Gang Pesisir Samadikun, seolah memberikan penegasan bahwa pokemon dicari tetapi hanya sebagai hiasan. “Acara inti tetap ada pada permainan tradisional dengan ragam bentuknya,” tandasnya. (ysf)
Samadikun Kini Jadi Kampung Pokemon
Kamis 11-08-2016,12:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :