Kapolri: Polda Wajib Berlomba Ungkap Narkotika

Kamis 25-08-2016,14:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan warning pada Polda se-Indonesia terkait penanganan kasus narkotika. Kemarin (24/8), pucuk pimpinan Polri itu memerintahkan seluruh Polda, Polres, dan Polsek untuk berlomba mengungkap kasus narkotika. Tak segan-segan, Tito mengancam memutasi atau mencopot setiap pimpinan Polri di daerah yang minim mengungkap kasus narkotika. Ditemui di ruang Rupatama, Gedung Utama Mabes Polri, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) tersebut mengaku telah menginstruksikan Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto untuk menginventarisasi setiap Polda, Polres hingga Polsek terkait kasus narkotika. Inventarisir ini perlu untuk mengetahui bagaimana prestasi setiap lembaga dibawah Polri tersebut. “Kita cek semua bagaimana kinerja mereka,” ujarnya. Ada penilaian untuk setiap Polda hingga Polsek yang mengungkap narkotika. Ukuran penilaian itu kuantitas dan kualitas dalam menyelesaikan kasus narkotika. Semakin banyak kasus narkotika yang diungkap tentunya makin berprestasi. “Tapi, tak hanya jumlah kasusnya,” tuturnya. Kapolri menegaskan bahwa selama ini ada keluhan bahwa penanganan kasus narkotika hanya menangkap kurir atau orang bawahan. Maka dalam instruksinya kali ini, penanganan kasus narkotika harus menyentuh pada sosok kunci. “Orang yang mengendalikan, orang yang mendanai. Orang itu harus ditangkap,” terangnya. Bila, ternyata ada Polda, Polres dan Polsek yang kompetitif atau berprestasi, maka Kapolri menjanjikan reward atau penghargaan. Salah satunya, mutasi ke daerah yang dinilai memiliki potensi berprestasi lain. “Jabatannya juga bisa naik kalau prestasinya luar biasa,” tutur jenderal berbintang empat tersebut. Langkah Polri untuk bergerak cepat menangani kasus narkotika tentunya tetap harus sesuai prosedur. Jangan sampai, ada kesalahan dalam menangkap pelaku bandar narkotika. “Kalau bandar tangkap, tapi kalau hanya pengguna ya rehabilitasi,” ujarnya. Dia juga meminta setiap jajarannya untuk tidak kelewat batas dalam menangani kasus narkotika. Jangan sampai, ada petugas yang menggunakan kekerasan secara berlebihan hingga menimbulkan korban nyawa. “Kita berperang dengan pengedar narkotika, tapi tidak pula harus menewaskannya. Tidak perlu se-ekstrim Filipina,” tuturnya. Sementara Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto menuturkan, mulai pecan ini Bareskrim akan menginventarisir setiap Polda hingga Polsek dalam penanganan kasus narkotika. Tentunya, akan terlihat Polda mana yang kuat dalam mengungkap kasus narkotika dan Polda yang lemah dalam menanganinya. “Semua itu akan menjadi penilaian. Maka, sebaiknya Polda segera berbenah dan meningkatkan pengungkapan kasus narkotika,” terangnya. Dalam kesempatan itu, Bareskrim juga mengungkap kasus penyelundupan narkotika 63 kilogram yang dilakukan dua orang warga Taiwan. Puluhan kilogram sabu itu disimpan di sebuah apartemen di Jakarta. Ada juga pengungkapan sabu yang dimasukkan dalam 46 butir kapsul besar yang ditelan oleh warga negara Kenya. Warga Kenya itu menggunakan pesawat terbang masuk ke Jakarta. Tidak hanya Polri, TNI juga getol melakukan perang terhadap narkoba. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono menyatakan, dia sangat konsen memerangi narkoba. Bahkan, pihaknya siap membantu Badan Narkotika Nasional (BNN) maupun Polri dalam memberantas barang haram itu. Selama ini, kata dia, pihaknya rutin melakukan pemeriksaan terhadap semua prajurit. Mereka dites untuk mengetahui apakah mereka mengkonsumsi narkoba atau tidak. Jika ditemukan ada yang memakai atau terlibat perdagangan narkoba, dia akan bertindak tegas. Persoalan itu merupakan masalah akhlak. “Sekarang bilang tidak, tapi besok kambuh lagi,” ujar dia. Agar tidak direpotkan dengan tindakan amoral itu, dia pun akan memecatnya. (idr/lum)        

Tags :
Kategori :

Terkait