DARI 10 tersangka yang ditangkap, semuanya warga Lampung Timur. Mereka dipimpin oleh RIS. Dia adalah otak utama jaringan ini. Dari RIS, jaringan ini menyebar hingga Cirebon. RIS juga yang mengiming-imingi remaja-remaja dari Lampung Timur itu untuk datang ke Cirebon. Mencari rekan-rekan sekampung agar bergabung dengannya, RIS pun mengiming-imingi mereka bekerja sebagai buruh bangunan di Cirebon. “Jadi mereka ini dijanjikan kerja kuli bangunan. Saya tanya mereka satu per satu (para pelaku, red). Katanya mereka dibawa dari Lampung diiming-imingi untuk jadi kuli bangunan. Tapi sampai di Cirebon, mereka ternyata disuruh mencuri motor. Mereka mau juga, dan tidak menolak,” beber Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota AKP Galih Wardani SIK. Mantan Kasat Reskrim Polres Timika, Polda Papua, itu memastikan para tersangka adalah pelaku penembakan di kompleks Islamic Center Cirebon dan penembakan di Jl Cipto Kota Cirebon. “Dari 10 itu, empat sudah mengaku beraksi di Cirebon. Sisanya diduga kuat beraksi di luar Cirebon. Kita sudah berkoordinasi dengan polres-polres lain. Nanti sisanya dilimpahkan ke polres tempat TKP-nya,” kata Galih. RIS sendiri tak banyak bicara. Saat ekspose kemarin, dia banyak berdiam diri dan terus menunduk sambil menahan sakit di kedua kakinya yang bolong ditembus peluru polisi. Dia hanya mengaku mendapatkan senjata api rakitan dari Lampung. Senjata tersebut ia beli dari kenalannya. “Saya pertama yang datang (datang ke Cirebon, red) kemudian saya rekrut yang lain,” katanya singkat. (dri)
Awalnya Cari Kerja, Datang ke Cirebon Disuruh Curi Motor
Selasa 30-08-2016,09:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :