2 Cewek Ini Berprofesi Ganda, Sebagai Apa Saja?

Selasa 30-08-2016,18:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Maraknya razia pekat yang digelar beberapa institusi baik Satpol PP dan Kepolisian membuat sejumlah pelaku bisnis haram tersebut putar otak. Bahkan beberapa di antaranya menyamarkan bisnis tersebut dengan profesi lainnya untuk menghindari razia. Seperti seorang remaja cantik yang ditangkap petugas gabungan saat gelaran operasi pekat di eks Terminal Elf Dukuh Semar, Senin (29/8). Keduanya mengaku sebagai pelayan warung, namun saat diperiksa intensif akhirnya mengaku juga biasa di-booking lelaki hidung belang. “Ada dua yang diamankan, yang satu masih usia 18 tahun, yang satunya janda usia 23 tahun. Saat didatangi ngakunya cuma pelayan, cuma dari gerak-geriknya kita curiga ini modus yang digunakan untuk menghindari razia. Terlebih warung itu, pemiliknya pernah disidangkan karena menjual miras,”ujar Pelaksana Teknis PPNS Satpol PP Kota Cirebon Mudaim kepada Radar, Senin (29/8). Kecurigaan petugas akhirnya tepat, saat diperiksa di kantor Satpol PP, keduanya mengaku berprofesi ganda. Selain sebagai pelayan warung, keduanya juga bersedia jika ada pelanggan yang datang dan mengajak chek in di hotel dengan tarif ratusan ribu rupiah. TAN (18) salah satu PSK yang diamankan petugas kepada Radar mengaku ia awalnya masuk ke dunia kelam tersebut setelah diajak oleh temannya. Selain itu, ia yang asli Jakarta dan tinggal di Kota Cirebon bersama ayah tirinya tersebut butuh uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. “Saya kerja sama yang punya warung, nemenin minum kalau ada yang minum di warung, dapat uang tips. Kalau ada pelanggan yang ngajak chek ini juga lihat-lihat dulu, kalau ganteng dan saya juga suka ya saya mau, itu pun harus bayar gak bisa gratis,” tutur TAN. TAN yang sadar mempunyai wajah manis dan body molek tersebut akhirnya mematok harga yang tidak murah. Untuk sekali kencan, pelanggan paling tidak harus merogoh kocek sampai dengan 500 ribu plus dengan sewa kamar di hotel. “Biasanya segitu, di bawah itu saya gak mau. Tapi gak tiap hari juga, jarang-jarang, saya begini kan belum ada setahun,” imbuhnya. Beda alasan TAN, beda pula alasan yang diutarakan oleh IRM (23) janda beranak dua asal Indramayu yang diamankan dari warung yang sama. Menurut IRM, alasan ekonomi lah penyebab utamanya terjun ke dunia kelam tersebut. Di usianya yang masih muda, ia sudah menjanda dua kali dan kini harus menghidupi dua anaknya yang tinggal di Indramayu bersama keluarganya. “Seminggu sekali saya pulang, ya kalau gak begini saya kerja apa, anak saya dua masih kecil-kecil,” paparnya. Harga yang dipatok IRM sendiri cenderung lebih murah ketimbang TAN. Pelanggan yang membookingnya cukup mengeluarkan uang sekitar 300 ribu untuk sekali kencan. “Kalau gak lagi terima tamu, ya sama, saya jaga warung, nemenin yang minum,” katanya. Sementara itu, Kasi PPNS Satpol PP Kota Cirebon Drs Ahmad Nadirin mengatakan dari periode Januari 2016- Agustus 2016, pihaknya sudah mengirimkan sekitar 10 PSK ke panti sosial di Palimanan. Menurutnya, dua PSK yang diamankan kali ini akan menjalani pembinaan terlebih dahulu dan diberikan peringatan untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. “Mereka baru sekali ketangkep Satpol PP, kita kasih peringatan dan kita bina, mudah-mudahan bisa berubah. Kalau tetap begitu dan kena razia lagi, langsung kita kirim ke Palimanan,” pungkasnya. (dri)      

Tags :
Kategori :

Terkait