CIREBON - Ribuan jemaah membanjiri halaman Pondok Pesantren Jagasatru 2 di Desa Setupatok, Jumat (16/9). Mereka menghadiri Haul ke-10 Habib Muhammad Bin Syekh Bin Yahya atau lebih dikenal dengan Kang Ayip Muh. Sejumlah sesepuh dan alim ulama hadir dalam kegiatan tersebut. Jemaah sendiri sudah mulai memadati halaman Ponpes Jagasatru sekitar pukul 13.00 WIB, selepas salat Jumat. Sosok dan kharisma Kang Ayip Muh, rupanya masih diingat para jemaah. \"Beliau sosok yang sangat dihormati. Hampir separuh dari masyarakat Setupatok itu selalu mengaji di sini,\" ucap Effendi, salah seorang jemaah asal Desa Setupatok yang hadir dalam acara haul. Menurutnya, sosok Kang Ayip Muh menjadi panutan masyarakat Desa Setupatok. \"Hampir setiap Minggu saya selalu mengikuti pengajian di sini,\" tukasnya lagi. Peringatan haul ini memang sengaja digelar di Ponpes Jagasatru 2 karena halamannya yang luas. Kegiatan haul sendiri diisi pembacaan tawasul, salawat dan juga mauidzoh hasanah. Tak ketinggalan, selepas acara haul, panitia menyediakan makanan khas Ponpes Jagasatru yakni Nasi Samin. Menurut Bunyamin Fadhil, salah seorang juru masak Nasi Samin, menu itu memang dibuat secara turun-temurun dari abahnya Kang Ayip Muh. Menu Nasi Samin hanya dimasak saat acara tertentu seperti haul dan maulid. \"Semasa hidupnya, beliau (Kang Ayip, red) pernah menitipkan pesan, untuk memasak Nasi Samin untuk acara maulid dan harus dilanjutkan,\" ucap Bunyamin. Nasi Samin sendiri merupakan nasi yang dimasak dengan bumbu rempah-rempah. Rasanya cukup lezat. Apalagi ditambah dengan sambal goreng dan lauknya daging sapi atau daging kambing. Sebagai tradisi, Nasi Samin dimasak dengan tungku pendil. Satu tungku bisa memasak sebanyak 28 kilo beras. Setelah matang, Nasi Samin dihidangkan dengan nampan. Satu nampan bisa untuk makan 4-5 orang jemaah. Cara makan ini khas pesantren-pesantren tradisional. \"Nasi Samin ini dimasak untuk acara khusus saja, saat maulid atau haul,\" terangnya lagi. (jml)
Kategori :