HARJAMUKTI - Menjelang survei tahap II yang akan dilaksanakan DPP PDIP, Bacawawalkot, Ayi Nadjib terus gencar sosialisasi ke masyarakat. Bahkan terobosan fenomenal yang dilakukan pria berkacamata ini adalah melakukan program subuh keliling (Suling).
Seperti dilakukanya pada Senin (6/8). Melakukan suling di Masjid Mathlaun Najaa, RW 01 Kelurahan Kecapi, Kecamatan Harjamukti.
Sebelumnya, Ayi Nadjib menggelar acara serupa di Mesjid Al Mannar Penggung Selatan. Ayi Nadjib melaksanakan salat subuh berjamaah. Kemudian memberi tausiah bertemakan turunnya Alquran. Selesai menyampaikan tausiah, dilanjut pemberian santunan kepada anak yatim dan duafa.
Ayi mengatakan, suling ini dilaksanakan terinspirasi oleh Umar bin Khatab, yang membawa bantuan kepada kaum duafa. Tapi dengan cara dibawa sendiri dan diserahkan kepada mereka yang membutuhkan. Dirinya juga menyinggung pencalonannya sebagai calon wakil wali kota yang memang serius dilakukan. “Saya sangat serius menyambangi warga langsung. Dan bertatap muka berdialog dengan masyarakat,” tandasnya.
Ayi menegaskan, kegiatan suling ini akan dilaksanakan hingga H-2 Idulfitri. Terkait turunnya rekomendasi DPP PDI-P, dengan santai Ayi enggan mendahului keputusan Allah SWT. Meski sesungguhnya hampir pasti dirinya mengklaim yang direkomendasi.
Ayi menambahkan, dirinya juga pernah dihubungi oleh orang dekatnya Pramono Anung. Mengatakan, PDI-P format dan imejnya telah berubah. Orientasinya tidak kepada uang, seperti yg sering diberitakan di media massa. “PDI-P orientasinya menang, sebab pengalaman Pilgub DKI menjadi contoh konkrit bahwa uang bukan segala-galanya,” pungkasnya.
Menurut Soleh Mali ketua RW-04, sosok seperti Ayi Nadjib yang dibutuhkan masyarakat. Sangat apresiatif dengan paparan yang berniat menjadi wali kota atau wakil wali kota. Apalagi dengan pembentukan GEMA PEKA sebagai forum silaturahmi.
Lani, salah satu kader PKK yang juga anggota ranting, mengaku siap bersama ibu-ibu yang lain untuk mengantarkan Ayi Nadjib bertatap muka, dengan warga dalam setiap acara PKK.
Menurut Lani, masyarakat membutuhkan figur yang peduli terhadap balita, manula maupun PAUD. “Dari sosok Ayi Nadjib kami berharap adanya perubahan yang mengarah kepada perbaikan sarana biaya maupun perhatian. Jangan sampai kami sebagai kader menjadi keder dan sebagai ujung tombak menjadi ujung tombok,” tandasnya. (abd/adv)