Ratusan Ribu Sawah Terancam Puso

Kamis 23-08-2012,09:21 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MUNDU – Keringnya waduk Setupatok yang menjadi sumber air andalan para petani di wilayah Kecamatan Mundu dan sekitarnya, membuat ratusan hektar tanaman padi yang baru berumur 2 bulan terancam mati akibat tak adanya pasokan air untuk menunjang hidup tanaman yang menjadi sumber karbohidrat utama masyarakat ini. Menurut catatan Pemerintah Desa Mundumesigit, Kecamatan Mundu, ada sekitar 125 hektar tanaman padi di wilayahnya yang saat ini terancam kekeringan karena saluran irigasi yang biasa mengalirkan air dari waduk Setupatok sejak tiga minggu yang lalu sudah tidak mengalirkan air lagi, karena volume air di waduk Setupatok sudah mulai menyusut. “Karena cuaca kering, sehingga waduk tak lagi banyak. Akibatnya, sawah kami terancam puso,” tutur Kuwu Mundumesigit, Raden Udin. Demi menyelamatkan ratusan hektar tanaman padi, masing-masing penggarap harus merogoh kocek tambahan guna membuat sumur bor artesis yang memanfaatkan air tanah yang disedot menggunakan pompa air ke permukaan tanah. Kemudian, air tersebut digunakan untuk mengairi sawah-sawah mereka. “Kalau dibiarkan sangat sayang, karena padi sudah berusai 2 bulan dan muncul bulir-bulir padi,” ucapnya. Sebelumnya, petani tidak memprediksikan akan kondisi ini. Pasalnya, ketika puluhan ribu hektar sawah di belahan Kabupaten Cirebon mengalami kekeringan, sebagian besar wilayah Mundu masih bisa menanam padi dengan mengandalkan air dari Waduk Setupatok yang menyimpan cadangan air ratusan ribu kubik. Tapi, dengan berjalannya waktu, air waduk semakin hari semakin menyusut sehingga tidak bisa mengalir lagi. “Awalnya kami optimis, air akan ada hingga panen. Karena tahun lalu, hingga bulan September saluran irigasi masih mengalir,” terangnya. Akibat kondisi ini, pihaknya meminta uluran tangan pemerintah untuk membantu mencari solusi agar padi yang sudah setengah jalan ini bisa dipanen dan mampu memenuhi stok pangan di Kabupaten Cirebon. “Kami minta bantuan pemerintah, misalnya menyediaan pompa air atau pembuatan sumur bor yang bisa dimanfaatkan oleh para petani,” ungkapnya. Perlu diketahui, tidak hanya Desa Mundumesigit saja yang mengalami kondisi demikian, di desa tetangganya Penpen ada 61 hektar tanaman padi yang terancam kekeringan, kemudian Mundu Pesisir 50 hektar, Luwung 125 hektar,Bandengan 40 hektar, Setupatok 25 hektar, Banjarwangunan, 100 hektar, Sinarrancang 40 hektar, Citemu 30 hektar dan Waruduwur 20 hektar. Kuwu Desa Sinarancang, Caca Effendi, di desanya kekeringan sudah berlangsung sejak bulan Juni yang lalu. Hal ini disebabkan, sumber air dari wilayah Waduk Setupatok sudah tidak mengalir lagi ditambah kontur tanah yang relative tinggi sehingga air banyak terkonsentrasi di bawah. Akibatnya, untuk mengalirkan air ke sawah-sawah harus dipompa menggunakan mesin. “Tentunya kami harus keluar uang lagi,” katanya. Ditambah hama tikus yang menyerang sawah juga menjadi penyebab puluhan hektar tanaman padi di desanya mengalami puso alias gagal panen. “Kondisi ini nyaris sama dengan tahun lalu,” pungkasnya. (jun)

Tags :
Kategori :

Terkait