Minim Sosialisasi; Banyak Barikade Jalan Diterabas

Kamis 17-11-2016,14:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KEJAKSAN – Sejumlah ruas yang diblokade justru ditembus masyarakat. Salah satunya di simpang empat Jl Brigjen Dharsono (By Pass) dengan Jl Evakuasi. Mestinya, Jl Evakuasi tidak bisa diakses dari kawasan itu karena ada perbaikan jalan dan jembatan. Tapi, masyarakat justru menerobos barikade yang dipasang polisi. “Itu dekat mas, masa harus muter dulu,” ujar warga Kelurahan Karyamulya, Kusmana (34), kepada Radar, Kamis (17/11). Kusmana mengeluhkan minimnya sosialisasi pengalihan arus. Terkadang lalu lintas di simpang empat Jl Evakuasi jadi tak karuan karena tidak ada petugas yang menjaga. “Jadinya macet mas, banyak mobil yang mau belok kanan, lewat barikade nah pas masuk Jl Evakuasi kan jalur kirinya ditutup jadi banyak yang mentok di tengah. Maju nggak bisa, mundur nggak bisa,” tuturnya. Mestinya, kata dia, dipasang papan pengumuman di beberapa titik untuk menghindari Jl Evakuasi. Kemudian, penutupan dilakukan dengan jalur yang jelas. Tidak seperti yang dilakukan saat ini. Apalagi di Jl Evakuasi banyak kantor yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat seperti Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, BPJS Ketenagakerjaan, belum lagi perusahan swasta yang berkantor di sepanjang jalan itu. Warga lainnya, Budi Setiawan juga mengeluhkan minimnya sosialisasi. Dia berharap ada petugas yang berjaga dalam pengalihan arus. Kemudian, diperjelas lokasi mana saja yang tidak bisa dilewati dan masih bisa dilewati. “Kita kadang bingung, mau maksa masuk takuknya mentok. Mau nggak lewat, muternya nggak tau kemana,” keluhnya. Selain kesemrawutan di persimpangan Jl Evakuasi, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM), pengawas lapangan dan kontraktor betonisasi Jalan Cipto Mangunkusumo juga berencana menutup satu jalur Jl Dr Cipto mangunkusumo. Usulan ini rencananya akan dibawa dalam rapat bersama Polres Cirebon Kota dan Dias Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom), Jumat (18/11). Penutupan itu bukan tanpa maksud. Pekerjaan betonisasi dan lainnya dapat selesai lebih cepat. “Kita tahu konsekuensinya, pasti macet bisa panjang,” kata Sekretaris DPUPESDM, Ir Yudi Wahono DESS. Berdasarkan hasil rapat bersama pengawas dan kontraktor, sistem satu jalur ditutup dengan pengaturan contra flow menjadi pilihan. Pasalnya, pekerjaan betonisasi dan pengaspalan di Jalan Cipto dikejar waktu. Di mana, tanggal 22 Desember pekerjaan harus sudah selesai. Bila dihitung dari sekarang, masih ada waktu sekitar satu bulan kedepan untuk segera menyelesaikan pekerjaan dari anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut. Karena itu, lanjut Yudi Wahono, dengan penutupan satu jalur Jalan Cipto, diharapkan pekerjaan dapat lebih cepat karena tidak terganggu arus lalu lintas. Untuk menentukan solusi terbaik penanganan lalu lintas dan pengaturannya, DPUPESDM telah mengirimkan surat undangan rapat bersama kepada Polres Cirebon Kota dan Dishubinkom. Di mana, surat tersebut bentuk koordinasi dalam mengatasi dan mengatur lalu lintas atas pekerjaan yang ada. Yudi berharap, masyarakat dapat memahami kondisi ini. Menjadi kewajaran saat ada perbaikan infrastruktur menyeluruh, akan terjadi penumpukan kendaraan karena sendatan. Terlebih dengan penutupan satu jalur jalan protokol seperti Jalan Cipto Mangunkusumo. Terkait hal itu, Sekretaris Dishubinkom Kota Cirebon Ujianto Wahyu Utomo ATD mengatakan, surat dari DPUPESDM sudah diterima. Rapat pada Jumat besok di kantor DPUPESDM akan membahas hal teknis tentang rekayasa lalu lintas di Jalan Cipto khususnya. Pada prinsipnya, kata Ujianto, Dishubinkom mendukung penuh pembangunan infrastruktur di Kota Cirebon. Namun, kewenangan rekayasa lalu lintas ada pada Polres Cirebon Kota. “Kami sebagai pendukung utama. Dishubinkom siap membantu kelancaran arus lalu lintas kendaraan saat pekerjaan di Jalan Cipto berlangsung,” katanya. Sistem contra flow bisa saja dilakukan di Jalan Cipto. Namun, lanjut Ujianto, perlu petugas lapangan yang mengatur lalu lintas di beberapa titik. Pasalnya, dengan kepadatan yang ada di Jalan Cipto, otomatis penumpukan kendaraan semakin tinggi. Karena itu, pengaturan contraflow dilakukan dengan mengalihkan arus ke jalan lain atau pengaturan penuh. Hanya saja, penentuan bentuk rekayasa lalu lintas terbaik untuk mendukung pekerjaan pembangunan infrastruktur di Jalan Cipto tersebut, akan diputuskan secara resmi setelah rapat bersama pada Jumat besok. “Dishubinkom siap mendukung dengan menerjunkan personil,” ucapnya. (ysf)  

Tags :
Kategori :

Terkait